WOW! Di Ciayumajakuning, Indramayu Paling Banyak Sumbang Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat

Senin 03-07-2023,13:07 WIB
Reporter : Apridista S Ramdhani
Editor : Yuda Sanjaya

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Ketidakpastian perekonomian global dengan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih terjadi terutama di AS dan Tiongkok hingga akhir 2023.

Proses penurunan inflasi terutama di negara maju saat ini berlangsung secara gradual. Namun pemulihan ekonomi di negara berkembang seperti India dan Indonesia tetap kuat didorong oleh pemerintah domestik dan ekspor jasa.

Pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi 4,5 persen hingga 5,3 persen.  

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Hestu Wibowo menuturkan di Jawa Barat, kinerja perekonomian tumbuh mencapai 5,00 persen hingga triwulan I 2023, naik dari sebelumnya berada di 4,61 persen di 2022.

BACA JUGA:Diperiksa Bareskrim Polri, Syekh Panji Gumilang Ada di Mana? Infonya Sudah Meluncur ke Jakarta

Capaian perekonomian Jawa Barat ini turut mendapat sumbangan ekonomi Ciayuamajakuning sekitar 10 persen dengan sumbangan terbesar diberikan oleh Kabupaten Indramayu.

"Kab. Indramayu memberikan sumbangan ekonomi sebesar 3,75%, Kab. Cirebon 2,34%, Kab. Majalengka 1,56%, Kab. Kuningan 1,22%, dan Kota Cirebon 1,10%," terangnya. 

Sektor yang dominan menunjang pertumbuhan ekonomi Ciayuamajakuning adalah sektor Industri pengolahan, prdagangan besar dan eceran, Pertanan, Konstruksi, serta Transportasi dan pergudangan.

Pertumbuhan ekonomi Ciayumajakuning ini hingga triwulan II 2023 diperkirakan masih dalam tren positif sejalan dengan optimisme masyarakat dan perbaikan kinerja dunia usaha.

BACA JUGA:Bagaimana Mekanisme Stem Cell? Belajar dari Pengalaman Dahlan Iskan

Namun, kinerja ekspor pada triwulan ini diperkirakan masih terbatas seiring dengan ketidakpastian global yang berlanjut, tercermin dari perlambatan PMI negara mitra dagang. 

Lanjutnya, inflasi Cirebon pada taun 2023 diperkirakan berada pada rentang sasaran target inflasi nasional. Capaian inflasi yang lebih rendah disebabkan oleh semakin terkendalinya kendala pemenuhan pasokan bahan pangan yang terjadi di tahun lalu.

Selain itu, dampak peningkatan harga BBM dan penyesuaian PPN di 2022 turut diperkirakan akan ternormalisasi di tahun 2023.

Meski begitu ada beberapa risiko inflasi yang perlu diwaspadai di tahun ini diantaranya peningkatan mobilitas masyarkat dimana hal ini berpotensi meningkatkan permintaan terhadap pasokan bahan pangan maupun transportasi.

BACA JUGA:Dahlan Iskan Prediksi, 5 Tahun Lagi Masyarakat Tidak Tergantung kepada PLN

Kategori :