Di asrama itu, diakui, juga dibatasi aturan yang cukup ketat. Tujuannnya mendisiplinkan para santri.
“Di mana terdapat sweeping oleh petugas saat memastikan seluruh santri pergi ke masjid. Ada sweeping jam tidur. Ada pula sweeping kebersihan. Dan penegakkan disiplin lainnya,” tandas Ade Chan.
Diungkapkan, ustadz dan ustadzah di asrama berperan sebagai wali-wali kamar. Fungsi wali kamar menggantikan peran orangtua santri dalam pendampingan belajar, dan pengontrolan tugas-tugas akademik.
Selain itu sekaligus melakukan pembentukkan karakter terpuji. Juga penerapan hidden curriculum lainnya yang merupakan pelatihan bagi para santri untuk belajar hidup mandiri.
BACA JUGA:Diskon Pajak Kendaraan Provinsi Jawa Barat, Nunggak Tujuh Tahun, Bayar Tiga Tahun
Ade Chan menyebutkan, ada 5 asrama besar yaitu: Asrama Al Nur, Al Musthafa, Al Fajar, Al Madani dan Asrama Persahabatan.
Bagaimana profil bangunan asramanya?
Ade Chan menyontohkan, Asrama Persahabatan atau yang biasa disebut Asrama PN oleh civitasnya. Gedung PN diperuntukkan bagi siswa MI/SD. Bangunan 7 lantai ini luasnya 34.000 meter persegi. Memiliki 238 kamar dan lebih dari 700 toilet.
Satu kamar dihuni oleh sebanyak-banyaknya 10 santri. Fasilitas di dalam kamar terdapat 3 buah kamar mandi dan 1 wastafel.
Terdapat balkon di belakang kamar tempat menaruh jemuran hanya untuk menjemur handuk. Santri tidak diperkenankan mencuci pakaian sendiri. Urusan mencuci dan menggosok pakaian dilakukan oleh petugas laundry di pusat Laundry Mahad Al Zaytun.
BACA JUGA:Kata Jokowi, Setelah Tol Cisumdawu Dibuka Total, Nasib BIJB Kertajati Bakal Begini
Kebutuhan minum santri telah pula disediakan di tiap-tiap kamar dengan sebuah mesin reverse osmosis (RO).
Tapi kalau urusan makan, para santri harus makan di kantin santri, yang ada di luar gedung asrama.
“Maka menjadi santri Al Zaytun tidak dibebankan dengan tugas memasak dan mencuci baju sendiri. Semua bertujuan untuk lebih berfokus pada pencapaian pembelajaran,” jelasnya lagi.
“Inilah bagian yang berbeda dari pola pendidikan di Al Zaytun yang lebih menekankan pada standar generasi berkelas dunia,” tambah Ade Chan.
BACA JUGA:Tempel E-Toll Presiden Jokowi Resmikan Tol Cisumdawu: Menghabiskan Anggaran Rp18,3 Triliun