Sementara itu, pendidikan konvensional mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi hanya fokus meningkatkan kemampuan otak kiri.
Pada akhirnya melahirkan generasi yang cenderung takut menghadapi, resisten terhadap perubahan dan hanya menginginkan kepastian.
BACA JUGA:Senangnya Warga Cirebon Pulang Liburan Lewat Bandara Kertajati, Cuma 40 Menit Udah Sampai Rumah
Otak kanan merupakan sumber kreativitas, intuisi dan juga imajinasi. Orang-orang yang penguasaan otak kanannya lebih dominan dibanding otak kirinya ternyata juga dominan dalam kehidupan meskipun mereka adalah minoritas.
Kebanyakan dari golongan kanan ini memiliki pengaruh dalam peradaban. Mereka menjadi pemimpin, penemuan juga pengusaha.
Penelitian membuktikan bahwa kesuksesan seseorang lebih ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ) dibanding kecerdasan intelektual (IQ), dengan rasio 80% berbanding 20%.
Kecerdasan emosional itu berkaitan dengan otak kanan sedangkan kecerdasan intelektual berkaitan dengan otak kiri. Karena itu, untuk memperoleh kesuksesan perlu melatih dan mengasah otak kanan.
BACA JUGA:Hore! Pemkab Cirebon Kucurkan Dana Rp9,5 Miliar untuk Lanjutkan Bangun Stadion Watubelah
Mulailah tinggalkan “cara kiri” dan beralihlah ke “cara kanan”. Cara–cara kiri terbukti susah, ribet dan tidak menjamin kesuksesan.
Bertindak dengan cara kiri membuat seseorang terpaku kepada hal yang itu-itu saja, tidak kreatif dan cenderung ikut-ikutan.
Memulai usaha cara kiri membuat seseorang terlalu banyak perhitungan sehingga usahanya tidak kunjung dibuka.
Sementara memulai usaha dengan cara kanan cukup dengan bersedekah, memasarkan produk dan memulai usaha. Begitu juga dengan hal-hal lainnya.
BACA JUGA:Mustahil Miskin, Inilah Rahasia 7 Keajaiban Percepatan Rezeki yang Anda Cari Selama Ini!
4. Kuasailah ilmu perdagangan agar cepat kaya dan mengayakan
Islam sangat menganjurkan penganutnya untuk berdagang karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu berada di perdagangan. Nabi Muhammad, istri pertama dan sahabat-sahabat beliau pun merupakan pedagang.
Orang yang menguasai ilmu perdagangan lebih mudah memperoleh kekayaan dan juga memengaruhi peradaban. Banyak orang yang memiliki persepsi salah tentang harta dan kekayaan sehingga lebih memilih untuk hidup dalam kemiskinan.