“Karena rekening kita, rekening Al Zaytun sedang ada pemblokiran. Namun, percayalah bahwa tidak lama. Karena lalu lintas keuangan di kampus kita ini adalah lalu lintas keuangan yang sangat-sangat sehat,” tegasnya.
Disampaikan syekh, imbauan tersebut disampaikan kepada wali santri agar kegiatan di Al Zaytun tetap bisa berputar dan aktivitas tidak macet.
“Walau bagaimanapun, supaya dana-dana wali santri dapat dimanfaatkan, secara tradisional saja disetorkan tunai ke kampus. Supaya masuk ke bendahara,” tandasnya.
Dia mengakui, dengan kondisi rekening yang diblokir, kondisi tersebut tidak baik untuk kampus. Sebab, tetap perlu biaya operasional agar pendidikan berjalan.
“Maka supaya tidak tersendat perjalanan pendidikan, syekh berharap wali santri yang ada hubung kait dengan biaya pendidikan agar pakai cara tradisional setor tunai ke kampus. Bisa efektif karena bisa digunakan untuk keperluan pendidikan maupun anak-anak kita,” bebernya.
Dalam perjalanan pendidikan, pelajar tentu memerlukan beragam keperluan. Semisal buku hingga alat tulis.
Selama ini, dana tersebut maupun biaya pendidikan dibayarkan wali santri ke rekening dari Mahad Al Zaytun.
Namun berhubung kondisi terkini, tentu saja diperlukan perubahan agar uang bisa tetap masuk dan dikelola oleh bagian keuangan di Al Zaytun.
BACA JUGA:Cerita Babinsa Argasunya, Gerak-Gerik Pelaku Asusila Sudah Diintai Lama
“Karena anak-anak kita juga perlu buku, ini itu. Diantar saja, sekalian lihat lingkungan mahad supaya tahu perkembangan. Sahabat wali santri tegar menghadapi ini,” pesan syekh.
Seperti diketahui, dari hasil penyelidikan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melaporkan bahwa ada ratusan rekening atas nama Syekh Panji Gumilang dan Mahad Al Zaytun.
Dari jumlah 289 itu, 33 diantaranya adalah rekening atas nama Mahad Al Zaytun. Sedangkan sisanya atas nama Syekh Panji Gumilang.
Pemeriksaan rekening tersebut berkaitan dengan peran PPATK dan sudah sesuai dengan UU Nomor 8 tahun 2010 mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.