WADUH! Mahad Al Zaytun Bisa Kolaps, Rekening Dibekukan PPATK, Per Bulan Kekurangan Rp 6 Miliar

Jumat 14-07-2023,08:15 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Mahad Al Zaytun bisa kolaps karena rekening mereka dibekukan oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Lantaran rekening resmi untuk aktivitas transfer dan pembayaran biaya pendidikan serta kebutuhan lain dibekukan, kini aktivitas keuangan dilakukan secara tradisional.

Syekh Panji Gumilang bahkan mengeluarkan instruksi khusus berkaitan itu, kepada wali santri.

Pada kesempatan lain, Syekh Panji Gumilang juga mengungkapkan bahwa operasional pendidikan di Mahad Al Zaytun setiap bulannya saja masih kurang Rp 6 miliar.

BACA JUGA:MODE DARURAT! Al Zaytun Mendadak Kembali Tradisional, Butuh Uang Rp 10 Miliar per Bulan, Apa yang Terjadi?

Kekurangan itu, karena per bulan setidaknya butuh biaya operasional pendidikan hingga Rp 10 miliar.

"Rp 10 miliar itu lebih sedikit, kurang sedikit. Karena ada bantuan negara (BOS), setiap bulannya kurangnya rata-rata Rp 6 miliar," katanya, belum lama ini.

Bantuan negara yang dimaksud adalah bantuan operasional sekolah (BOS). Namun, di luar itu masih ada kebutuhan pendidikan yang harus dipenuhi.

Selama ini, Mahad Al Zaytun yang mengusung ekonomi pendidikan dan pendidikan ekonomi, memang saling berkait satu sama lain.

BACA JUGA:BTS Tol Cisumdawu Diresmikan, Jusuf Hamka Naik Angkot dari Ujung Jaya, Gegara Lokasi Peresmian Pindah

Aktivitas mereka ditunjang perekonomian yang dijalankan Lembaga Kemakmuran Masjid (LKM) Rahmatan Lil Alamin dan beragam unit usaha.

Perusahaan dan perekonomain di bawah LKM Rahmatan Lil Alamin itu, mencakup green economy hingga kini yang terbaru merambah blue economy.

"Cukup kita hitung sumber daya sendiri untuk pengadaan ikan, beras, daging dan lainnya. Enteng. Cuma enteng," bebernya.

Adapun komponen biaya di Mahad Al Zaytun yang salah satunya terbesar adalah honor atau gaji baik karyawan, guru hingga lainnya.

BACA JUGA:Obesitas Bisa Serang Anak-anak, Bahkan Resikonya Lebih Besar

Kategori :