Kalau nanti ternyata merugi, tentu airline akan menghentikan operasinya lagi. “1 bulan, 2 bulan mungkin masih kuat. Kalau lebih dari itu, airline akan menghentikan operasinya,” ungkapnya.
Sebab, sambung mantan anggota Ombudsman RI ini, untuk melayani sebuah rute, perlu SDM, logistik peralatan, juga rotasi pesawat.
Keperluan rotasi pesawat dilakukan untuk melayani rute yang menguntungkan. Mengingat dalam satu hari pesawat itu, hanya bisa digunakan 8-10 jam.
“Akhirnya airline memilih melayani rute yang menguntungkan, daripada rute yang sepi. Karena perawatan pesawat berdasarkan berapa jam digunakan. Mau penumpangnya kosong atau penuh, harus melayani sesuai jadwal,” tuturnya.
Kalaupun dipaksa pemerintah, kata dia, airline akan mencoba lagi masuk ke Kertajati. Kalau dalam beberapa pekan tidak menunjukkan tanda prospek bisnis yang menggiurkan, sangat mungkin airline akan menghentikan operasinya di Kertajati.
Karenanya, Alvin Lie mendorong agar promosi dilakukan tidak hanya dari sisi Bandara Kertajati saja. Tetapi wilayah sekitarnya baik pariwisata hingga lainnya.
BACA JUGA:Razia Gabungan Semalaman, Amankan 60 Ribu Botol Miras
Sehingga dapat mendorong daya tarik penumpang. Dan keberadaan Bandara Kertajati tidak hanya menjadi fasilitas bagi masyarakat di sekitarnya untuk bepergian ke luar kota atau luar negara.
Tetapi juga keberadaan bandara dapat menjadi pintu kedatangan mayarakat dari luar negeri maupun daerah lain ke Majalengka, Cirebon dan sekitarnya.*