“Kertajati sejak diresmikan pemerintah hanya mempromosikan bandaranya. Tidak pernah melihat apa yang dipromosikan oleh pemerintah daerah, kabupaten-kabupaten di sekitar Kertajati,” katanya.
Promosi yang dilakukan, sambung dia, bisa berupa pariwisata, perdagangan, pertanian hingga industri. Sehinggal menambah alasan orang untuk datang.
“Seolah-olah yang dipromosikan bandaranya. Tidak ada pelaku perjalanan yang datang ke satu tempat hanya mengagumi bandaranya saja,” ungkapnya.
Karena ekosistem yang tertinggal dan promosi dari daerah penyangga yang kuranga, Alvin Lie mengaku pesimis pemindahan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegra bakal sukses.
BACA JUGA:Data dan Fakta Twin Tunnel Tol Cisumdawu, Bagian Tersulit, Miliki 5 Komponen Keamanan
“Saya agak pesimis kalau hanya mengandalkan Kertajati sebagai bandara yang dipromosikan, pemerintah menutup Bandara Husein. Jangan lupa, pemerintah memaksa warga Bandung tetapi gagal,” tuturnya.
Karena itu, Alvin Lie menyebut bahwa pada akhirnya yang akan menjadi korban adalah maskapai penerbangan.
Setelah mereka memindahkan rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati, akan berhadapan dengan fakta berkaitan penumpang.
“Mereka bisa dipaksa ke Kertajati. Tetapi kalau penumpang tidak mencukupi, tentunya airlines akan kembali berguguran. Semakin sedikit penerbangan di Kertajati, membuat semakin tidak menarik,” tandasnya.