Alasannya, program pemindahan ini tidak seperti yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Pemerintah bahkan masih memberikan waktu sampai Oktober, yang mana cukup panjang. Kemudian ditambah dengan ketersediaan akses berupa Jalan Tol Cisumdawu.
“Kali ini diberi waktu lumayan, airlines punya waktu untuk persiapan, transportasi umum diberi waktu persiapan, konsumen diberi waktu persiapan, dan beda dengan yang sebelum-sebelumnya,” katanya.
Tidak hanya itu, di sekitar Bandara Kertajati juga sudah tersedia fasilitas seperti hotel berbintang hingga berbagai kelas serta beragam sanra akomodasi lainnya.
Kondisi ini, tentu sangat berbeda dengan yang terjadi di sekitar Ketajati pada tahun 2018 dan 2019, ketika pemindahan penerbangan gagal dilakukan. “Sekarang udah ada hotel-hotel yang lumayan di daerah sekitar bandara,” katanya.
BACA JUGA:Tak Mau Husein Sastranegara Ditutup dan Pindah ke Kertajati, Ada Usul New Husein dari Pegiat Medsos
Kendati demikian, Gerry mengingatkan bahwa masih ada yang kurang dan masih menjadi pekerjaan rumah: “Tinggal masalah Rumah Sakit, Perumahan yang layak dan mumpuni, dan lain-lain. PR-nya masih ada ya,” sebutnya.
Sementara itu, Sementara itu, Manajemen PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Perseroda, ingin menangkap potensi penumpang dari wilayah barat Jawa Tengah (Jateng) seperti Brebes dan Tegal.
Kendati demikian, untuk bisa menggarap penumpang dari wilayah yang berdekatan dengan Cirebon, perlu dipikirkan sarana transportasi ke Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka.
Executive General Manager PT BIJB, Nuril Huda menjelaskan, wilayah Jateng bagian barat memang catchment area dari Bandara Kertajati.
BACA JUGA:Nama Keren Kampung Wisata Side Land Terbaru di Kuningan Dulunya Kampung Sidelan, Begini Sejarahnya
Tapi diakui bahwa untuk menangkap potensi itu, perlu adanya sarana transportasi darat dari Brebes dan Tegal ke Bandara Kertajati di Majalengka.
“Memang dalam menangkap itu dengan memudahkan sarana transportasi daratnya ke bandara, dalam artian ke Kertajati,” kata Nuril Huda.
Ditambahkan dia, langkah yang dilakukan adalah kordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Cocoknya apa sih buat nyambungin Bandung ke Kertajati? Kalo gak ada tolnya, ya mati lah tu bandara, kecuali mau gila buka rute ATR dari BDO ke KJT sekedar untuk nyambungin... ya, gila sih emang.
— Gerry Soejatman (@GerryS) July 16, 2023
Yang lagi ngetrend sih, kereta ke bandara. OK, ini kalau mau pun pasti butuh waktu… pic.twitter.com/ZAa2NlrpAs
Bahkan, ada rencana untuk dibuatkan feeder atau kendaraan pengumpan. Akses angkutan umum ini diperlukan, karena secara jarak memang lebih dekat daripada bandara lainnya.
BACA JUGA:Arab Saudi Ditawari Buka Penerbangan ke Kertajati untuk Wisata - Umrah, Indonesia Ingin Rute ke Taif
“Kalau sarana transportasi daratnya susah mereka pasti ke Cengkareng ketimbang ke Kertajati. Ini kita juga lagi mencoba koordinasi dengan dinas perhubungan,” katanya.