KUNINGAN – Ambruknya beberapa lokal TK Unggulan di Cikaso Kramatmulya, tampaknya tidak mengarah pada dugaan kesalahan konstruksi. Sejumlah pihak menduga, ambruknya bangunan TK eks sekolah bertaraf internasional tersebut karena faktor alam. Wabup H Acep Purnama MH mengatakan, bahwa masalah itu sedang dalam tahap penelitian dan investigasi pihak kepolisian. Namun ia berpendapat, karena bangunan sudah berusia delapan tahun, ambruknya TK bukan karena kesalahan konstruksi, melainkan faktor alam. “Hanya saja ke depan kami ingin yang mengerjakan konstruksi baja ringan ini orang yang betul-betul ahli baja ringan. Paling tidak yang punya sertifikat,” tandas mantan ketua DPRD itu saat ketahuan sedang berkunjung ke ruang kerja ketua DPRD baru kemarin. Pihaknya tidak sepakat jika ke depan penyambungan lempengan baja hanya dengan paku sekrup. Justru ke depan harus dengan mur dan baut yang dapat menyatukan kedua lempengan baja. Selain itu, baja ringan harus memiliki titik persis yang sama. Karena jika satu sisi ada yang lapuk alias perekat lempengnya terganggu, maka akan mengganggu yang lain. “Siapa pun yang mengerjakannya itu sudah selesai. Memang waktu itu dikerjakan oleh pemborong melalui tender,” terang ketua DPC PDIP Kuningan tersebut. Dari peristiwa itu, pihaknya memunculkan sebuah pemikiran, agar atap bangunan dikembalikan lagi pada kayu. Namun kayu di sini harus betul-betul berkualitas, yakni kayu sebrang. Terlebih kayu sebrang open, ia memastikan bakal kuat. Karena mengenai harga antara kayu sebrang dengan baja ringan, tidak terlalu jauh. Sementara Ketua Komisi C DPRD Nuzul Rachdy SE, yang langsung meninjau lapangan kemarin (22/1), ia menyinggung soal karat pada baja ringan. Pantauan Radar sekitar pukul 09.30 WIB, seluruh anggota komisi C melakukan tinjauan lapangan. Di bawah pimpinan Nuzul Rachdy mereka menerobos bentangan police line yang dipasang polisi. “Kami minta kepada pemda untuk segera memperbaiki bangunan yang rusak. Karena bagaimana pun ini adalah sekolah bertaraf internasional, jadi memalukan kalau ambruk seperti ini,” kata Zul—sapaan akrab Nuzul Rachdy. Ia juga meminta agar seluruh bangunan dikontrol, karena pembangunannya satu paket. Sementara untuk masalah konstruksi, diakuinya ada kelebihan dan kelemahan. Politisi PDIP tersebut menilai, bangunan rapi dan kuat. Hanya saja tidak terkontrol. “Ada karat di tengah, nah karat ini korosi yang dapat mengganggu yang lainnya,” ujarnya. Pihak sekolah juga, lanjut Zul, seharusnya segera melaporkan jika melihat ada gejala ambruk. Karena berdasarkan kabar yang diperolehnya, sebelum kejadian terdengar suara tanda-tanda hendak roboh. Dipertegas lagi, apakah ada kesalahan konstruksi? Zul mengatakan, sangat percaya karena ada garansi 15 sampai 20 tahun. Namun kembali ia menyebutkan, mesti ada kontrol secara periodik agar karat di satu titik tidak mengganggu yang lainnya. Kontrol inilah yang dijadikan Zul faktor kelemahan. Selain kurang kontrol, dia juga menyoal tentang beratnya beban genting. Dari keterangan yang diperolehnya, berat satu genteng jenis morando mencapai 2,4 Kg. Lebih bagus ke depan, genting yang dipergunakan kadar beratnya disesuaikan dengan rangka baja. “Tapi yang penting pengembang jangan sekali-kali mengurangi volume sebagaimana yang digariskan pada RAB. Apalagi di atas enggak kelihatan. Kemudian bangunan yang ada harus dikontrol secara periodik sebagai antisipasi,” pesan dia. Lantaran bangunan sudah berusia delapan tahun, Zul tidak menyalahkan pemborong. Semuanya, kata dia, menjadi tanggung jawab pemerintah. Zul juga menegaskan, pembangunan dulu bukan sistem swakelola melainkan ditenderkan. Ia pun mengaku kenal dengan pemborongnya berinisial BH. “Kenal sih, tapi enggak terlalu akrab. Kalau hubungan BH dengan mantan bupati, mungkin ada hubungan pertemanan,” jawab Zul kala ditanya siapa BH. Bertepatan dengan kunjungan komisi C, Unit Tipikor Polres terlihat sibuk melakukan penyelidikan. Berbagai bahan keterangan dikumpulkan oleh mereka untuk digelar di unitnya nanti. Sehingga pada saat itu mereka belum menyimpulkan penyebab terjadinya insiden ambruk. “Kami belum bisa menentukan apakah ini faktor alam atau faktor teknis. Nanti ada saksi ahli yang valid yang betul-betul mengetahui hal ini. Semua pihak juga akan kami pintai klarifikasi. Jadi untuk sekarang kami belum simpulkan apa pun,” tandas Kanit Tipikor, Iptu Herie Pramono. Sementara itu, diperoleh keterangan bahwa siswa SD Unggulan Cikaso kemarin (22/1) dilarang untuk salat di musala. Pasalnya dari sisi kualitas, musala tersebut sama dengan bangunan TK yang ambruk. Informasi ini disampaikan salah seorang pejabat SD Unggulan yang enggan disebutkan namanya. Diperkuat pula oleh salah satu ortu siswa. “Anak saya dilarang salat di musala tapi dialihkan ke kantor UPTD. Katanya sih ambruk luarnya. Tapi enggak tahu juga kalau hanya antisipasi kekhawatiran ambruk saja,” tutur ortu siswa yang mewanti-wanti namanya jangan dikorankan itu. (ded)
TK Ambruk, Alam Disalahkan
Kamis 23-01-2014,10:07 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :