Upacara adat ini sudah berusia ratusan tahun. Upacara diawali dengan pengambilan air Tirtayatra dari hulu cai (mata air) Situ Balong Dalem.
Pengambilan dilakukan oleh dua orang punggawa desa atas restu kuncen Balong Dalem.
Setelah air dimasukkan ke sebuah kendi, dilanjutkan dengan upacara Mapag Cai. Yakni kendi yang berisi air Tirtayatra itu dibawa menuju sumber mata air Kramat Cikembulan.
Sumber mata air tersebut lebih dikenal dengan Balong Cibulan. Lokasinya di Desa Manis Kidul, yang jaraknya mencapai 5 kilometer.
BACA JUGA:Balong Dalem, Wisata Tersembunyi di Kabupaten Kuningan, Bisa Berenang Bersama Ikan Dewa
Percampuran air Tirtayatra dan Cikembulan dalam wadah kendi tersebut, kemudian diarak kembali ke Balong Dalem. Kemudian dialirkan bersama di sumber mata air Balong Dalem.
Ada yang menarik dari prosesi pengaliran air di hulu sungai Balong Dalem tersebut. Mula-mula air dari sumur keramat Cikembulan tadi diserahkan kepada sesepuh desa Babakanmulya. Dilakukan di depan Batu Kawin yang berdekatan dengan hulu sungai.
Selanjutnya air tadi dibawa oleh sesepuh desa untuk dialirkan ke hulu sungai Tirtayatra. Sebelum dilarung didahului dengan kumandang adzan dan iqomat oleh tokoh agama desa setempat secara bersama-sama.
Akhirnya, prosesi Kawin Cai pun dilakukan oleh sesepuh desa. Biasanya disaksikan oleh para pejabat Muspika, tokoh masyarakat setempat serta ratusan warga.
BACA JUGA:Naik Kereta Cepat Jakarta - Bandung 45 Menit Saja, Kecepatan 350 Km Per Jam Nggak Kerasa
Tidak semua air keramat tersebut dialirkan di sumber mata air Balong Dalem. Namun sebagian disiramkan kepada beberapa tokoh masyarakat.
Teruma yang bertugas mengatur pengairan menuju enam desa yang teraliri oleh sumber mata air Tirtayatra. Yakni Desa Babakanmulya, Jalaksana, Sadamantra, Padamenak, Nanggerang dan Ciniru.
Tak hanya itu, air yang tersisa pun menjadi rebutan warga setempat yang berharap berkah dari air keramat tersebut.
Ritual Kawin Cai ini merupakan tradisi leluhur masyarakat Babakanmulya yang sudah berlangsung turun temurun.
BACA JUGA:Wajah Baru Destinasi Wisata Situ Bagendit Garut
Ritual ini selalu diselenggarakan hari Kamis Wage malam Jumat Kliwon pada bulan Rowah. Biasanya jatuh pada bulan September atau Oktober.