Apalagi banyak pendatang yang sudah tidak mau lagi melakukan nikah siri. Baik dengan wanita lokal, Hadromi maupun Magribi.
Alasannya tentu persoalan materi. Nikah siri itu lebih mahal dan sangat ribet. Apalagi bagi pria lokal yang tidak terbiasa dengan nikah siri.
Yang tidak mau menikah siri, mereka lebih tertarik aksi prostitusi terselubung. Untuk aksi ini, para pria hidung belang sudah sangat gampang mendapatkan jasa tersebut di Kawasan Puncak.
BACA JUGA:Bobotoh Sampai Kapan Akan Menepi? Simak Penjelasan Panjang Lebar dari Ketua Viking Persib Club
Hal inilah yang paling berbahaya. Dari nikah siri kemudian menjadi protitusi terselubung. Tinggal menunggu waktu saja, jika tidak ada pembenahan, akan terjadi prostitusi terbuka. Bahkan bisa jadi malah dilegalkan.
Belajar dari “wisata nokah siri” Warung Kaleng di Kawasan Puncak Bogor, jangan sampai terjadi di Cirebon dan sekitarnya. Apalagi setelah Bandara Kertajati menjadi ramai mulai Oktober mendatang. (*)