Kereta ini menggunakan tenaga listrik. Di mana tenaga listriknya akan disalurkan melalui jaringan Listrik Aliran Atas atau Overhead Catenary System (OCS).
KCJB juga menggunakan sound barrier atau pencegah kebisingan. Tujuannya untuk menghalau emisi suara yang dihasilkan oleh operasional KCJB.
Setelah dilakukan pemasangan sound barrier, maka tingkat kebisingan KCJB menjadi 19 sampI dengan 39 dB. Sepanjang trase KCJB terdapat 60 km sound barrier yang akan dipasang pada jalur yang dekat dengan pemukiman.
Pada sisi lain, terdapat beragam equipment keamanan yang disiapkan dan sudah disesuaikan dengan kondisi geologis di sepanjang trase KCJB.
KCIC400AF memiliki kemampuan untuk memonitor adanya ancaman bagi operasional KCJB, seperti gempa bumi, banjir, serangan objek asing, dan tahan api.
KCJB memiliki dua warna, yaitu merah dan kuning. Keduanya mempunyai fungsi yang berbeda.
Rangkaian Kereta Cepat Jakarta Bandung berwarna merah (Red Komodo) merupakan electric multiple unit (EMU) atau kereta angkut penumpang.
Sedangkan yang berwarna kuning merupakan comprehensive inspection train (CIT) atau kereta inspeksi.
BACA JUGA:Apakah Bandara Kertajati Terapkan AeroBuddy, Asisten Pintar Bandara Berbasis Data dari AP II?
KCJB yang berwarna kuning berfungsi untuk memastikan kesiapan kondisi rel, sistem kelistrikan, dan sistem pendukung lainnya. Interior kereta itu juga berbeda karena CIT dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronik untuk melakukan monitoring.
Setiap harinya KCJB kuning akan dijalankan lebih dulu sebelum KCJB merah. KCJB kuning dioperasikan demi memastikan seluruh sistem KCJB siap untuk beroperasi di hari tersebut.
Perlu diketahui, rangkaian kereta cepat KCJB diproduksi dan menjalani tes uji di pabrik di CRRC Sifang, Qingdao, provinsi Shandong, Tiongkok.
Rangkaian kereta cepat KCIC400AF sudah mulai dikirim ke Indonesia pada pertengahan Agustus 2022 lalu.
BACA JUGA:KAI Daop 3 Cirebon Menghimbau Masyarakat untuk Tidak Membakar Sampah di Sekitar Jalur Kereta Api
Itulah teknologi yang disematkan dalam Kereta Cepat Jakarta Bandung. Keren sekali, bukan?