BACA JUGA:Ada Nuansa Cirebon di Kereta Cepat Jakarta Bandung, Bagian Interior Dihiasi Motif Batik Mega Mendung
Dua hal tersebut tentu sangat berkesan untuk warga Cirebon. Ternyata, Batik Mega Mendung memang cocok digunakan sebagai ornamen hingga list, karena bentuknya yang memang dapat disesuaikan dengan mudah.
Bahkan kalau Anda berkunjung ke Masjid Al Jabbar Bandung, motif Batik Mega Mendung ini bisa ditemukan di bagian plafon luar.
Besar kemungkinan, Batik Mega Mendung digunakan di kereta cepat, karena menjadi simbol hubungan antara Indonesia dan Tiongkok.
Kembali ke perjalanan dengan kereta cepat. Mulanya, Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tersebut bergerak perlahan begitu bertolak dari Stasiun Halim Perdanakusuma.
BACA JUGA:Produk Smartphone Terbaru ASUS yang Menggoda akan Meluncur Akhir Bulan Ini
Kecepatan merangkak naik dari 0 menjadi 75 kilometer per jam. Tidak ada suara gladak-gluduk layaknya kereta api yang biasa kita gunakan.
Kecepatan pun kembali naik perlahan ketika melintas di samping Tol MBZ. Langsung menyentuh 190 hingga 200 kilometer per jam.
Hingga akhirnya kecepatan 350 kilometer per jam pun benar-benar dirasakan, ketika kereta melaju ke arah Padalarang.
Sesekali kecepatan diturunkan menjadi 320 kilometer per jam bahkan 299 kilometer per jam ketika melewati terowongan.
BACA JUGA:Kasus Penistaan Agama Panji Gumilang Berpeluang SP3, Tiga Orang Cabut Laporan dan Berakhir Damai
Beberapa terowongan yang dilewati kereta cepat ini memang cukup panjang. Tapi, sensasi 350 kilometer per jam tersebut memang luar biasa. Nyaris tidak ada goncangan. Kereta melaju stabil di track-nya.
Tak terasa, 25 menit perjalanan dari Stasiun Halim ke Stasiun Padalarang. Lalu berganti ke kereta feeder dengan waktu tempuh 25 menit ke Stasiun Bandung.
Total tentu hanya 50 menit saja perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Sesuatu yang sebelumnya belum pernah terbayangkan.
Founder Harian Disway dan Disway National Network, Dahlan Iskan yang turut mencoba kereta cepat mengaku sangat senang.