RADARCIREBON.COM - Ada unggahan menarik dari akun penggiat media sosial bernama Erando. Akun tersebut menulis tentang Genghis Khan yang pernah meniduri 1000 lebih wanita.
Dengan yakin Erando menulis pernyataan tersebut. “Iya memang benar bahkan 1000 lebih wanita yang pernah ditiduri dia,” tulisnya.
Bahkan, dari ribuan wanita yang telah Genghis Khan tiduri itu, sampai memiliki jutaan keturunan sampai sekarang.
Tidak sedikit wanita yang ditiduri penguasa dunia kala itu, bukan dengan cara yang baik-baik. Karena pada saat kekuasaannya waktu itu, dia sering menyerang penduduk dan menculik para wanitanya untuk dijadikan selir.
BACA JUGA:Dapat Legalitas Usaha Gratis Berkat Program Petani Milenial
Menurut para ilmuwan genetika, Genghis Khan, memiliki 16–17 juta keturunan. Hal itu setelah diteliti dari gen yang terkait dengan Genghis Khan.
Keturunan itu tersebar di seluruh dunia. Keturunan yang terbanyak berada di daratan Tiongkok. Jumlahnya hampir 2 juta orang.
Namun, unggahan yang ditulis Erando itu dibantah oleh Riqil Abrori. Peneliti yang tinggal di Demak Jawa Tengah itu mengungkapkan, tidak ada bukti sejarah tentang hal tersebut.
“Tidak ada bukti sejarah yang dapat mengkonfirmasi klaim bahwa Genghis Khan meniduri 1000 wanita,” tulisnya.
BACA JUGA:Wawan Kurniawan, Petani Milenial yang Kembangkan Kopi Cupumanik 100 Persen Arabika
Menurutnya, klaim semacam ini sering kali disebut sebagai "mitos" atau "legenda" yang terus diperbincangkan. Meskipun tidak ada catatan sejarah resmi yang menguatkan klaim tersebut.
Sumber-sumber sejarah mencatat bahwa Genghis Khan memiliki banyak istri dan konkubin, tetapi tidak ada yang menyebutkan jumlah pasti dari mereka.
Selain itu, dalam budaya Mongol tradisional, memiliki banyak istri dan konkubin dianggap sebagai tanda kekuasaan dan kejantanan.
Apalagi Genghis Khan terkenal sebagai seorang pemimpin yang sangat berkuasa dan dominan. Namun, klaim bahwa dia meniduri 1000 wanita tidak memiliki dasar sejarah yang jelas.
BACA JUGA:Makna Angka 999 DDS dan Rekornya yang Menyamai King Eze di Persib