MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM - Pemerintah dipastikan melaksanakan studi Kereta Cepat Jakarta Surabaya dengan rute lewat Kertajati dan berikut adalah rincian daerah yang akan dilewati di Kabupaten Majalengka.
Trase dari Kereta Cepat Jakarta Surabaya lewat Kertajati itu, tersebut sedang dibahas pemerintah atas instruksi dari Presiden RI, Ir Joko Widodo.
Hal itu, diungkapkan Menko Marinves, Luhut Binsar Panjaitan. Menurutnya, Kereta Cepat Jakarta Bandung yang dilanjutkan ke Surabaya dalam tahap studi.
Presiden Jokowi telah memerintahkan studi tersebut dilaksanakan dengan trase yang akan melewati Kertajati, Cirebon, Jogjakarta, dan Solo lalu ke Surabaya.
BACA JUGA:Luhut Bocorkan Rute Kereta Cepat Jakarta Surabaya, Lewat Kertajati, Cirebon, Lalu ke Jogja dan Solo
Dengan demikian hampir pasti rute kereta cepat tersebut akan melintasi jalur selatan dari Pulau Jawa. Bukan ke jalur utara yang melewati Semarang.
Sedangkan terkait pembangunannya belum diungkapkan kapan mulai dilaksanakan, karena Kereta Cepat Jakarta Bandung saja baru akan diresmikan pada 2, Oktober 2023.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Allan Tandiono mengungkapkan kepada Dahlan Iskan, ada 2 opsi trase yakni selatan dan utara.
Bila memilih lewat utara, trase lintasan akan diteruskan dari Kertajati, Cirebon lalu ke Semarang. Baru setelah itu ke Solo dan ke Surabaya.
Tapi bila yang dipilih lewat Jalur Utara, trase lintasan akan diteruskan dari Tegalluar, Kertajati, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Madiun dan Surabaya.
"Kalau melihat gemuknya penumpang ada di jalur utara, tapi pemerintah sepertinya ingin lewat selatan," kata Allan.
Dengan kereta cepat tersebut, perjalanan Jakarta - Surabaya yang saat ini 9 jam menggunakan Kereta Argo Bromo Anggrek bisa dipercepat menjadi hanya 3 jam saja.
"Jakarta - Surabaya kalau direct (langsung) bisa kurang dari 3 jam," kata Allan, seraya menambahkan bahwa kereta buatan China tersebut bisa menembus kecepatan 350 kilometer per jam.
BACA JUGA:Jalan Tol Bawah Laut Jawa - Bali Berbahan Kaca Anti Pecah, Ditolak karena Mitos Putera Mpu Tantular