RADARCIREBON.COM - Jalur kereta api dari Cirebon menuju ke Kadipaten memang tinggal cerita. Tahun 1978, bukan 1976, jalur tersebut dinonaktifkan hingga sekarang.
Jalur kereta yang menghubungkan Kota Cirebon dengan Kota Kadipaten, sekarang menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Majalengka, dinonaktifkan karena kalah bersaing dengan moda transportasi yang lain.
Mengapa kalah bersaing? Karena ini merupakan jalur tram yang badan relnya di sisi jalan raya. Orang lebih memilih tranpirtasi non-kereta yang lebih efektif, ketimbang kereta tram.
Bukan hanya Cirebon-Kadipaten, jalur kereta tram di wilayah lain, juga telah banyak yang tutup. Bahkan banyak yang hilang, baik rel maupun prasarana pendukung lainnya.
BACA JUGA:Sebelum Jalan Tol, Kuningan Punya Jalan Baru ke Palutungan, Lebar 7 Meter
Di jalur Cirebon-Kadipaten, sebagian masih tersisa rel kereta yang nampak di permukaan tanah. Namun sebagian besar telah hilang terpendam akibat pelebaran jalan atau bahkan dicuri orang.
Juga dengan bangunan stasiun kereta. Nyaris semua stasiun yang pernah ada di jalur ini sudah diratakan. Tinggal sedikit sekali jejak yang masih dapat dilihat.
Seperti diketahui, jakur kereta ini dibangun oleh Maskapal Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). Jalur tersebut mulai dioperasikan pada Tahun 1901.
Titik awal keberangkatan kereta api pada masa SCS dimulai dari Stasiun Cheribon SCS. Sekarang menjadi Stasiun Cirebon Prujakan. Kemudian melintas di Stasiun Cheribon SS atau sekarang Stasiun Cirebon Kejaksan.
BACA JUGA:Persib Bandung Merangsek ke 3 Besar Klasemen, Terpaut 4 Poin Saja ke Posisi Puncak
Dari Kejaksan kemudian berbelok ke kiri melintasi Plumbon, Jamblang, Palimanan, Jatiwangi, dan mengakhiri di Stasiun Kadipaten.
Di masa lalu, jalur kereta ini merupakan yang paling strategis yang menghubungkan beberapa pabrik gula di wilayah Cirebon dan Majalengka. Seperti PG Jatiwangi, PG Kadipaten, PG Surawinangun, PG Gempol. Selain itu juga menjadi transportasi penumpang.
Bahkan pada Tahun 1922 dari Palimanan dibuat jalur cabang ke arah Gunung Giwur. Rel itu digunakan untuk transportasi pasir/batu kricak. Juga untuk jalur pipa air dari Cikalahang. Namun kemudian dinonaktifkan pada Tahun 1933.
Menarik memang menyusuri bekas jalur rel dari Stasiun Parujakan ke Kadipaten. Masih menjumpai bekas jalur kereta api berada di sisi jalan Cirebon menuju Sumedang.
BACA JUGA:Film Dokumenter Jessica Kumala Wongso Ungkap Isi Buku Harian: Mereka Merasa Curiga