Tapi kenyataannya, tidak gratis. Tetap saja para penumpang diminta memberikan tips sukarela. Alasannya sebagai uang rokok secara ilegal oleh oknum tertentu.
Bus Damri jurusan Bandung sendiri terpaksa mengambil jalur memutar ke Purwakarta terlebih dahulu. Maklum memang belum dioperasikan Tol Cisumdawu.
Masuk Purwakarta, sebelum masuk ke jalan tol Cikampek arah ke Bandung. Sehingga perjalanan dari Bandara Kertajati ke Bandung menempuh waktu hampir 4 jam.
BACA JUGA:Simulasi Cicilan AdaKami, Apa Benar Bunga Murah dan Cicilan Ringan Cuma Rp 2 Ribuan per Hari?
Waktu tempuh itu juga kira-kira sama dengan dari Bandara Soekarno Hatta (Banten) menuju Bandung.
Ketika itu, wajar jika Bandara Kertajati tidak dilirik oleh para penumpang dengan tujuan Bandung dan sekitarnya. Masalahnya lebih rumit. Lebih enak lewat Cengkareng atau Halim. Banyak pilihan pelayanan.
Menurutnya, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh otoritas yang berwenang agar Bandara Kertajati bisa lebih bersaing. Terutama dengan Bandara Soekarno Hatta yang sudah cukup lengkap fasilitasnya. Termasuk fasilitas transportasi umum dan akses jalan tol.
Jika cukup fasilitas layanannya, bisa menarik minat para penumpang dari Bandung dan Jawa Barat bagian selatan. Terutama Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Pangandaran dan sekitarnya.
BACA JUGA:REVIEW JUJUR Fintech AdaKami, Bunga Semurah di Iklannya? Simak Review Berikut Ini, Oh Ternyata
Nah, itulah kisah seorang penumpang yang mendarat di Bandara Kertajati sebelum Pandemo Covid 19. Juga sebelum Jalan Tol Cisumdawu dioperasikan.
Lalu bagaimana sekarang? Oktober 2023 ini bandara tersebut sudah ramai dengan penerbangan domestik maupun mancanegara.
Jalan Tol Cisumdawu pun sudah beroperasi penuh. Bandung ke Kertajati sudah semakin dekat. Banyak waktu yang bisa dihemat.
Tinggal pelayanannya saja yang harus dibenahi. Pengalaman Sartoni tersebut bisa menjadi catatan dan pelajaran berharga. (*)