Rumah tersebut super guedee karena yang punya rumah adalah orang penting di Pabrik Kertas Gowa, yaitu salah satu perusahaan kertas milik Pak Harto Rahimahulloh yang sangat berjaya di masanya (tahun 1980-1990) dan saat ini telah disulap menjadi Kampus Teknik Unhas Gowa.
Rumah dan halamannya kira-kira memiliki luas 30×25. Dari model rumah dan arsitekturnya nampak model rumah "orang kaya" pada zamannya.
Ada rumah utama yang ruang tamu dan ruang keluarga tidak bersekat, lalu kamar utama dilengkapi kamar mandi dan jendela menghadap ke kebun sebelah, 3 kamar tidur yang semua guedee dan memiliki jendela. Lalu kamar mandi umum, dapur, teras depan belakang.
Itu baru rumah utama, ada lagi rumah di samping kiri yang saya perkirakan adalah paviliun untuk tamu. Di belakang rumah utama ada lagi kamar sebanyak 5 kamar dilengkapi teras sebagai ruang tamu.
BACA JUGA:Terasering Sawah Nangklak, Tempat Wisata Majalengka yang Instagramable
Halaman seluas 3×6 yang ditumbuhi pohon mangga memisahkan antara rumah utama dan kelima kamar tersebut yang saya jadikan sebagai ruang produksi.
Kebayang gak berapa besar rumah tersebut? Jangan ditanya gimana ngebersihin rumah dan halamannya dari dedaunan pohon matoa dan mangga serta rumput liar. Pohon-pohon besar tersebut membuat penampakan rumah makin horor.
Hari-hari pertama kami mulai beberes, bebenah dan beradaptasi dengan rumah baru kami. Anak-anak excited banget berlarian dari halaman depan ke belakang, melempari mangga yang mulai berbuah karena selama ini terkungkung di dalam rumah saja.
Sepekan pertama mulailah drama horor itu menghantui hari-hari kami. Anak-anak mulai demam tinggi secara bersamaan. Dikasih pct namun demamnya tidak turun malah makin tinggi hingga anak-anak mengigau.
BACA JUGA:Inilah Alasan Paylater BCA Tidak Muncul di Aplikasi myBCA, Duh Sayang Banget
Akhirnya kami membawa ke dokter secara bergantian dan anehnya dokter bilang tidak ada apa-apa.
Suatu hari salah satu anak kami (4 Y) demam sangat tinggi lagi, mengigau tidak karuan sambil menunjuk-nunjuk ke arah pintu kamar. Kami khawatir kalo demamnya dibiarkan bisa step, akhirnya kami bawa ke dokter lagi dan seperti biasa hanya dikasih pct serta obat anti kejang buat jaga-jaga di rumah.
Namun ceracaunya tak berhenti sambil terus menunjuk ke arah pintu. Akhirnya saya coba memperhatikan arah yang ditunjuknya. Dan apa yang kami lihat sangat mengejutkan.
Sebuah benda tergantung tepat di atas pintu yang ditunjuk oleh anak kami. Zaujii coba mengambil kursi untuk mengambil benda tersebut.
BACA JUGA:OMODA 5 GT AWD (4x4) Sajikan Enam Mode Berkendara Untuk Mendukung Daya Jelajah yang Lebih Luas
Merinding dan ada rasa takut saat membuka benda tersebut yang terbungkus kain merah. Ada beberapa lapis hingga tampak sebuah kertas usang bertuliskan aksara yang aneh, semacam jimat/rajah.