BACA JUGA:Awas! Presiden Jokowi Ingatkan, Harga BBM Bisa Naik Lagi Akibat Konflik Palestina-Israel
Kemudian cuaca cenderung cerah dengan tutupan awan yang sangat minim. Kondisi ini memicu paparan matahari yang tidak memiliki penghalang.
Faktor lain adalah kelembapan udara cenderung rendah pada siang hari, sehingga menyebabkan kulit terasa kering.
Penyebab lainnya adalah gerak semu matahari di periode September sampai dengan November cenderung mendekat ke equator. Sehingga terjadi pemanasan maksimal dan peningkatan suhu udara di wilayah Indonesia.
Selain itu, peningkatan suhu udara juga dipengaruhi fenomena lokal yakni adanya angin kumbang dari Gunung Ciremai pada Bulan Juli sampai dengan Oktober.
Angin kumbang juga memicu terjadinya kenaikan suhu udara maksimum di wilayah Majalengka, Cirebon dan sekitarnya.
Menjaga Kesehatan di Tengah Cuaca Panas
Terkait dengan cuaca panas dan suhu udara yang cukup tinggi, masyarakat diimbau untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Melindungi diri dari sengatan matahari secara langsung dengan menggunakan pakaian yang sesuai, serta tabir surya.
Gunakan pakaian yang menyerap keringat, terutama untuk mereka yang beraktivitas di luar ruangan. Tidak kalah penting adalah mengurangi aktivitas di luar ruangan.
BACA JUGA:7 Tanaman Hias yang Membawa Keberuntungan Menurut Feng Shui, Rezeki Mengalir ke Pemilik Rumah
Seperti diketahui, rekor suhu tertinggi di wilayah Majalengka masih mungkin terjadi, karenanya persiapkan kebutuhan tubuh dan sesuaikan pakaian agar tetap nyaman beraktivitas.