“Saya mengunjunginya di rumah sakit, saat Jessica di rawat karena percobaan bunuh diri. Dia bilang ingin pulang, karena diperlakukan seperti seorang pembunuh,” tandasnya.
Kemudian, Jessica mengungkapkan satu penegasan bahwa dirinya bisa membunuh orang karena mengetahui dosis yang tepat dan mematikan.
“Jika aku ingin membunuh seseorang, saya tahu dosis yang tepat,” kata Kristie Carter, menirukan ucapan Jessica tersebut.
Christie juga mengaku pernah mendapatkan ancaman dari Jessica. "Kamu harus mati dan ibumu juga harus mati," tandasnya.
BACA JUGA:Hotman Paris Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Jessica Wongso: Bahagia Itu Dalam Dirimu
Keterangan Christie tersebut kemudian diberikan oleh Australian Federal Police (AFP) kepada Polri untuk bahan investigasi.
AFP menyatakan bahwa mereka bersedia bekerjasama denga Polri dengan perjanjian bahwa bila Jessica bersalah, tidak dikenakan hukuman mati.
Masih dari tayangan tersebut, Profesor Ahli Racun dari New Castle's Calvary Mater Hospital, Ian White menyatakan tidak ada keraguan bahwa Mirna meninggal karena sianida.
"Ada sianida di minuman, ada sianida di lambung. Ada korban yang meningal karena sianida. Saya orang yang berpikir sederhana. Saya tidak bisa memikirkan ada kemungkinan lain," tegasnya.
Kendati demikian, sampai dengan hari ini tidak terjawab bagaimana Jessica bisa mendapatkan sianida tersebut.
Hal tersebut menjadi mata rantai yang terputus dari rangkaian kasus pembunuhan Mirna. Di sisi lain, Jessica juga terus membantah keterlibatannya.
Bahkan ketika wartawan dari 60 Minutes Australia mewawancarainya, dia menegaskan tidak tahu dari mana sianida berasal dan bukan dirinya yang menaruh racun tersebut.
"No I have no idea (saya tidak tahu dari mana sianida itu). No off course not (saya tidak menaruh sianida)," kata Jessica.