Lebih lanjut dijelaskan oleh Imron, selain Cirebon masih ada daerah lainnya yang disinggahi oleh Laksamana Ceng-ho.
Adapun ketika berlabuh di Cirebon, Laksamana Cheng-Ho disebut melakukan pendaratan di Pelabuhan Muara Jati Kerajaan Singapura. Kerajaan ini sudah ada sebelum lahir Kesultanan Cirebon pada tahun 1415.
"Kedatangan Laksamana Cheng-Ho sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan peradaban sosial, budaya dan ekonomi Cirebon," kata Imron.
Bukti-bukti kedatangan Cheng-Ho ke Cirebon juga masih ada. Antara lain adalah rumah-rumah ibadah yang masih berdiri hingga saat ini.
"Bangunan seperti masjid, vihara, makam, mercusuar, benda bersejarah, seperti keramik China, tembikar, tata busana, batik motif Mega Mendung, kuliner juga beragam peninggalan lain khas Tiongkok yang telah berakulturasi dengan sistem budaya lokal di Cirebon," jelas Imron.
BACA JUGA:Relawan Projo Terpecah Belah, Pusat Prabowo, PAC Babakan Cirebon Dukung Ganjar
BACA JUGA:Kabupaten Cirebon Kerja Sama dengan China, Tandatangani Pre MoU Jalur Sutera Maritim
Ia berharap, dengan adanya pertemuan dengan forum promosi dan pra kerja sama pariwisata dan budaya ini akan semakin menguatkan kedua wilayah, baik kota-kota yang telah tergabung dalam CAMSR dan Kabupaten Cirebon sendiri.
"Semoga dengan forum ini, kegiatan pariwisata dan budaya Kabupaten Cirebon akan makin maju dan berkembang, serta menjadi akses awal pemerintah daerah berinteraksi lebih baik dan modern dalam pergaulan global untuk mensejahterakan masyarakatnya," harapnya.
Di tempat yang sama, Deputy Chief of Guangzhou Culture, Television, Tourism Bureau Chief of Guangzhou Culture Heritage Bureau, Mr. Liu Xiao-Ming mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang ada di Indonesia yang telah mengatur pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Cirebon.
Bahkan pihaknya juga mengirimkan salam hormat kepada teman-teman di Indonesia yang selama ini telah mendukung perkembangan budaya jalur Sutra Maritim.
"Kami datang dengan hati yang tulus, penuh harapan dan dengan visi bersama untuk mendorong perkembangan lebih lanjut dari Jalur Sutra Maritim," katanya.
Ia menjelaskan, tahun ini adalah tahun ke-10 dari One Belt One Road dan perjalanan budaya jalur Sutra Maritim, yang dimulai dari Guangzhou sampai di Indonesia, yakni di Cirebon, yaitu untuk melanjutkan persahabatan jalur Sutra yang sudah mencapai ribuan tahun.
"Lebih dari 2000 tahun yang lalu kapal-kapal dagang Tiongkok berlayar jauh hingga ke Indonesia, dan menciptakan sejarah legendaris di jalur Sutra Lautan Hindia," lanjutnya.
Liu Xiao-Ming mengungkapkan, saat ini Tiongkok telah menjadi mitra perdagangan terbesar di Indonesia selama 10 tahun berturut-turut.
Tiongkok dan Indonesia terus mengembangkan ide-ide baru dan wilayah baru dalam kerjasama, serta menggali potensi baru.