"Di situ akan bisa dilihat siapa yang menang. Siapa yang nyala kemenyannya paling banyak dan besar apinya, maka itu yang diprediksi menjadi pemenangnya,” tuturnya.
Selain itu, menurut Roni, dengan kemenyan juga bisa dijadikan sarana untuk berdoa.
Karena orang zaman dulu, sering menggunakan kemenyan sebagai sarana untuk berdoa kepada Sang Pencipta.
BACA JUGA:Pilwu Zaman Dulu Disebut Uwi-Uwian, Begini Proses Pemilihannya
Dari pengetahuannya, untuk membakar kemenyan dan memanjatkan doa-doa, haruslah dilakukan oleh orang pintar.
Setiap calon kuwu yang menyalakan kemenyan, siap-siap untuk merogoh kocek dalam-dalam menyewa orang pintar tersebut.
“Ya tradisinya begitu. Meski untuk nyewa orang pintar itu mahal, tapi demi keinginan menang, ya dijalani,” pungkasnya.*