Semakin bengis sebuah sekolah di mata rival sekolah lain, ada kesempatan semakin dikenal dan disegani. Kadang, di bus atau di jalan hanya dengan mengatakan dirinya dari sekolah A atau B, tidak akan terkena palak.
Atau, malah bisa memalak anak sekolah lain dengan membawa nama sekolah yang jika kuat di medan laga tawuran.
BACA JUGA:'Mamae Zahra Mimie Atha' Petunjuk Awal 2 Mayat Tanpa Kepala dari Kadanghaur Indramayu
Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Manado pun memiliki langkah nyata mematikan tawuran. Di antaranya dengan peran aktif semua pihak.
“Karena saya melihat kecenderungan yang semakin ke arah yang bisa mematikan untuk masa depan pendidikan Indonesia,” ungkapnya.
Dulu, rasanya kurang terdengar anak sekolah yang terluka parah karena tawuran. Paling hanya lebam, benjol karena tertimpuk batu, tergores, dan luka-luka kecil lainnya.
Namun, sekarang banyak korban yang tertusuk, terbacok, bahkan kehilangan nyawa karena tawuran. Miris sekali penerus bangsa kita jika seperti ini terus. (*)