RADARCIREBON.COM - Tahun depan, Indonesia bakal memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Lokasinya di sebuah pulau yang bisa terkoneksi dengan persiaran Cirebon.
Memang jika melalui jalan darat, bisa ribuan kilo meter untuk mencapai lokasi ini. Tetapi jika melalui perairan, lokasinya tidak terlalu jauh. Atau setidaknya masih terkoneksi dengan Laut Jawa atau perairan Cirebon.
PLTN berbahan bakar Thorium itu berlokasi di Pulau Gelasa. Nama ini masih cukup asing bagi sebagian masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Padahal pulau ini masih terkoneksi dengan perairan Laut Jawa dan tidak terlalu jauh dari Cirebon.
Pulau Gelasa, masuk ke dalam wilayah kepulauan Provinsi Bangka Belitung. Letak persisnya memang di antara Pulau Bangka dam Pulau Belitung.
BACA JUGA:Ingin Memiliki Rumah Minimalis Modern dan Mewah? Ikuti 5 Desain Berikut ini
PLTN tersebut dikembangkan oleh PT ThorCon Power Indonesia. Sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri nuklir, yang berkantor pusat di Jakarta.
Menurut Chief Operating Officer ThorCon Power Indonesia, Bob S Effendi, pemotongan baja pertama untuk proyek ini akan dilakukan pada November 2024.
"Kita launching 2024, first cutting steel, pemotongan steel pertama ditargetkan November 2024 kita sudah mulai cutting steel," katanya di Energy Transition Conference & Exhibition 2023 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Dijelaskannya, proyek PLTN tersebut akan menelan investasi USD 900 juta atau sekitar Rp 14 triliun, jika kurs Rp 15.700. Nilai investasi ini turun dari rencana semula USD 1,2 miliar miliar atau Rp 18,8 triliun.
BACA JUGA:Deretan Maskapai yang Belum Kembali ke Bandara Kertajati, Ada Apa Saja?
"Kita akan membangun investasi sendiri tanpa APBN, dan kita menjual listrik bersaing dengan batu bara dan kita akan membangun pabrik," katanya.
PLTN ini, lanjut dia, direncanakan baru bisa beroperasi mulai 2030. "Kita targetkan 2030 itu yang pertama sudah bisa operasi," ujarnya.
Lebih lanjut, dia bilang, nuklir merupakan energi yang terbukti di dunia menurunkan emisi. Selain itu, nuklir merupakan kontributor kedua penyumbang energi bersih.
Mengapa memilih PLTN? Menurutnya selama 50 tahun nuklir itu telah menurunkan 55 giga ton CO2. Ini terbesar dalam sejarah, tidak ada satu jenis energi menurunkan 55 giga ton CO2.
BACA JUGA:Kontestan Harus Siap Menang, Siap Kalah