Harga Paspor Gayus Rp1 M

Rabu 12-01-2011,03:04 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA - Penyidikan polisi terkait pelesiran Gayus Tambunan ke luar negeri menemukan titik terang. Tim gabungan Direktorat Pidana Korupsi dan Direktorat Pidana Umum Bareskrim Polri berhasil mengungkap jaringan pembuat paspor palsu Gayus. Tim sekarang fokus mencari oknum Imigrasi yang diduga terlibat. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam menjelaskan, Gayus membeli paspor palsu itu dengan harga USD 100 ribu. Uang sebanyak itu dibagi-bagi oleh jaringan sindikat pemalsu paspor. “Keterangan itu kita dapatkan dari salah seorang tersangka pemalsu yang berhasil kita tangkap,” ujar Anton kemarin (11/01). Penyidik menangkap Andre alias Hendi di kawasan Tebet Jakarta Selatan pada Senin (10/01) dinihari menjelang subuh. Dia sekarang mendekam di rumah tahanan Bareskrim Polri. “Tersangka A dapat dijerat Pasal 266 jo 55 dan 56 tentang pemalsuan dan turut serta dalam tindakan pemalsuan,” kata Irjen Anton. Menurut mantan Kapolda Jatim ini, A berperan sebagai penghubung atau kontak Gayus saat membuat paspor. Dia menerima jatah USD 2.500 dari USD 100 ribu yang Gayus bayarkan. “Sisanya untuk temannya. Ada dua yang kita masih kejar,” katanya. Irjen Anton memastikan siapapun yang terlibat dalam sindikasi pemalsuan paspor itu akan diperiksa Polri.  Termasuk oknum Imigrasi - “Siapapun, sekarang masih didalami,” tegasnya. Kabidpenum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar menambahkan, paspor Gayus diduga aspal. “Bukunya asli, tapi datanya palsu,” katanya. Boy menjelaskan, setelah A mendapat order membuat paspor Gayus, dia memotret mafia pajak itu dengan kamera pribadi. “Dilakukan di luar tahanan,” katanya. Setelah itu, foto Gayus berwig itu diproses dengan data palsu yang belakangan nomor paspor itu teregistrasi atas nama seorang anak Margarita yang batal mengambil. “Tidak menutup kemungkinan ini sindikat yang sudah lama beroperasi. Artinya tidak hanya paspor Gayus yang dibuat mereka,” katanya. Selain menyidik soal paspor, polisi juga fokus mendalami motif pelesir Gayus ke sejumlah negara. Salah satunya, polisi mengincar donator atau becking Gayus yang membiayai perjalanan itu. Termasuk yang menyiapkan dana untuk membuat paspor “aspal”. Kabareskrim Komjen Ito Sumardi menyebut ada seorang pengusaha yang intens menjalin kontak dengan Gayus. “Orang kaya,” kata Ito via telepon kemarin. “Tapi, bukan tokoh,” tambahnya. Mantan Kapolwiltabes Surabaya itu enggan membeber siapa pengusaha kaya donator tetap Gayus ini. “Tunggu saja,” katanya. Informasi yang dihimpun Jawa Pos (Grup Radar Cirebon), donator Gayus ini berinisial D.  Pengusaha ini sudah mengenal Gayus jauh-jauh hari sebelum kasusnya terbuka gara-gara pernyataan Susno Duadji. “Dia ini mata rantai utama. Semuanya (uang) putus di orang ini,” kata sumber Jawa Pos kemarin. Posisi D sekarang terdeteksi di Singapura. Begitu pulang ke Jakarta, orang ini akan segera diperiksa. “Keterangan Gayus sangat cukup untuk memanggilnya (untuk diperiksa),” katanya. Dikonfirmasi soal info pengusaha berinisial D ini, Boy Rafli Amar menolak berkomentar. “Saya memang belum mendapat informasinya dari penyidik,” kata mantan kanit negosiasi Densus 88 Polri ini. Yang jelas, kata Boy, fakta kepergian Gayus ke luar negeri menjadi titik awal penyidikan. “Untuk kasus lamanya (sindikasi pajak) kan sudah sidang, sekarang ini untuk yang terbaru, soal perginya itu,” kata mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya itu. Dihubungi terpisah, pengacara Gayus, Pia Nasution menolak berkomentar soal hasil penyidikan polisi terkait kepergian Gayus ke luar negeri. “Kami hanya membela di kasus pajak, yang itu tidak masuk,” katanya. Gayus selama ini, menurut Pia, tidak pernah bercerita soal aktivitas pelesirnya. “Karena itu, kami berlepas tangan untuk yang ini (pelesir),” ujarnya. Di bagian lain, Menkum dan HAM Patrialias Akbar menyatakan bahwa kasus pelesiran terdakwa Gayus Tambunan, hanya merupakan sebagian kecil dari jaringan kasus yang lebih besar. “Ini (pelesiran) kan hanya ecek-ecek tidak substansial. Masih ada yang lebih besar dari sekadar pelesiran Gayus ,”papar Patrialis ketika ditemui di gedung Kemenkum dan HAM, kemarin. Karena itu, Patrialis menyayangkan pemberitaan media yang terlalu berlebihan. Menurut dia, pemberitaan pelesiran Gayus ke sejumlah negara, tidak perlu menjadi fokus utama. “Menurut saya membongkar mafia yang lebih besar, itu lebih manteb. Sayang sekali, banyak media yang justru menyoroti ini (pelesiran),” katanya. Namun Patrialis menyatakan menghargai keinginan Gayus untuk membongkar mafia atau orang besar yang berada di balik kasus tersebut. “Menurut saya lebih bagus itu adalah keinginan Gayus untuk membuka mafia yang lebih besar,” imbuhnya. Menyoal penggunaan paspor palsu atas nama Sony Laksono, Patrialis memaparkan, saat ini tim investigasi bentukan Kemenkum dan HAM tengah menyelesaikan tugasnya. Dia menjelaskan, sekretaris Ditjen Imigrasi Kemenkum dan HAM telah mengunjungi Gayus untuk meminta keterangan lebih lanjut. “Yah ini kan Pak Sam L. Tobing sedang ke tempat Gayus di Cipinang, kita tunggu. Saya harap lebih cepat lebih baik,” katanya.(rdl/ken)

Tags :
Kategori :

Terkait