Qodir, Mahasiswa IAIN yang Tewas Datang dari Jalur Pendakian Apuy

Jumat 07-02-2014,10:21 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KUNINGAN - Mahasiswa semester empat jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon, Abdul Qodir Jaelani (20) meninggal dunia setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar Mahasiswa Pencinta Kelestarian Alam (Mahapeka). Penelusuran Radarcirebon.com di Taman Nasional Gunung Ciremai, Bumi Perkemahan Palutungan, warga sekitar, biasa berjualan, tidak mendengar dan mengetahui adanya Diklatsar Mahapeka. Radarcirebon.com sempat diperlihatkan petugas pos masuk Bumi Perkemahan Palutungan, data bulan Januari 2014, Mahasiswa Pencinta Kelestarian Alam (Mahapeka) tidak terdaftar. \"Sejauh yang saya ketahui bahwa kemah atau pelatihan itu tidak ada. Ada kemungkinan kemah atau pelatihan diadakan di jalur pendakian,\" ujar petugas pos yang enggan disebutkan namanya kepada Radarcirebon.com, Kamis, (6/2). Sementara, Ketua Mitra Pengelola Pendakian Gunung Ciremai (MPPGC) Jalur Palutungan, Nana, mendengar kabar dari warga Palutungan, Mahasiswa itu (Abdul Qodir Jaelani, red) datang ke Palutungan pukul 01.00 WIB (24/1). \"Dia datang dari jalur pendakian Apuy. Mungkin pelatihannya dari Apuy, kebetulan ada alumni di Palutungan. Jadi, panitia membuat pos di Palutungan,\" ujarnya kepada Radarcirebon.com, Kamis, (6/1). Lebih lanjut, Nana mengatakan menurut warga, pukul 01.00 WIB, mereka masih melakukan kegiatan dan tidak ada istirahat di depan rumah warga Palutungan. \"Ada kejadian sekitar pukul 03.00 WIB, satu anak sakit kram perut dan dievakuasi di RS Sekar Kamulyan,\" ungkapnya. Setelah evakuasi, panitia kembali ke Palutungan dan melanjutkan kegiatan Diklatsar. \"Warga melihat anak itu (Kodir, red) direndam di kali. Kegiatannya, ada yang direndam dan push up sampai siang. Sekitar pukul 11.00 WIB, ada satu anak lagi sakit parah sampai memuntahkan darah. Panitia kembali evakuasi ke RS Sekar Kamulyan menggunakan kendaraan warga yang dipakai saat evakuasi pertama,\" jelasnya. Menurut warga yang turut membantu evakuasi, ungkap Nana, anak itu dibawa ke RS Juanda dan mendengar rumah sakit tersebut tidak sanggup menangani sakit yang diderita Kodir. \"Saya dari pihak masyarakat, masalah ini segera dikupas tuntas bukan untuk IAIN saja tetapi kampus-kampus lain. Agar kegiatan Diklatsar tidak menggunakan aksi kekerasan. \" pungkasnya. (wb)

Tags :
Kategori :

Terkait