JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, pihaknya telah melakukan penanganan penyakit cacar monyet atau monkeypox.
Salah satunya surveilans, yakni ketika ditemukan kasus aktif di fasilitas Kesehatan, maka dilakukan penyelidikan epidemologi.
Kemudian menyiapkan laboratorium rujukan untuk pemeriksaan terhadap kasus konfirmasi monkeypox.
“Ketika hasilnya keluar dilakukan pelaporan real time melalui aplikasi New All Record (NAR). Selanjutnya Kemenkes akan memberikan notifikasi ke WHO,” kata Maxi pada Kamis 26 Oktober 2023.
BACA JUGA:GBS Akan Terjadi pada Minggu 29 Oktober 2023, Berikut Rincian Wilayah yang Bisa Melihat Fenomena Ini
Selain surveilans, penganggulangan selanjutnya terapeutik yaitu pemberian terapi simtomatis, mempersiapkan pemenuhan logistic antivirus khusus monkeypox, dan pemantauan kondisi kasus di lokasi isolasi.
Kemenkes juga telah menyiapkan vaksinasi dengan sasaran rentan seperti kontak erat dan orang dengan HIV.
Jumlah sasaran pemberian vaksinasi sebanyak 447 orang orang dan telah dimulai pada 23 Oktober 2023 lalu.
Selain itu Kemenkes juga melakukan sosialisasi ke tenaga Kesehatan dan Masyarakat dan mengeluarkan Surat Edaran kewaspadaan utuk Dinas Kesehatan, KKP, Laboratorium, fasilitas kesehatan, dan mitra.
BACA JUGA:Ikut Turnamen Sepakbola Piala Danjen Kopassus, SSB Mandiri Cirebon Buka Seleksi Pemain U-12
“Kami juga melakukan penyampaian melalui media komunikasi berupa frequenly asked question (FAQ) dan video. Selain itu memberikan edukasi populasi kunci kepada pemberdayaan mitra LSM HIV/AIDS,” jelas Maxi.
Maxi mengatakan kasus konfirmasi monkeypox atau cacar monyet di Indonesia per 26 Oktober 2023 sebanyak 14 kasus.
Kemudian dua probable yaitu masih gejala atau adanya kontak dengan kasus konfirmasi.
Kemudian sebanyak sembilan kasus suspek ada gejala sudah ambil sampel, saat ini sedang menunggu hasil dan sebanyak 17 kasus hasilnya negatif.
“Rata-rata perhari bertambah 2-3 kasus dan ke14 kasus semuanya ada di Jakarta. Berdasarkan usia dari kasus konfirmasi antara 25-29 tahun sebanyak sembilan kasus (64 persen) dan usai 30-39 tahun (lima persen),” paparnya.