Ketertarikan Pak Toto menjadi titik awal perkembangan tari topeng Mimi Rasinah yang tak terbantahkan. Dengan dorongan dan kontribusi beliau, seni tari topeng semakin berkembang pesat.
Perjalanan vakum sejenak tidak menghentikan semangat Mimi Rasinah. Pada tahun 1999, tarian topeng karya Mimi Rasinah berhasil mencuri perhatian di pentas internasional Jepang.
Keberhasilan ini tidak hanya mengangkat nama Mimi Rasinah, tetapi juga membawa seni tari topeng Indramayu ke kancah Internasional.
Mimi Rasinah lahir di Indramayu pada 3 Februari 1930 dan meninggal dunia 7 Agustus 2010 diusia yang menginjak ke 80 tahun. Pada tahun 2006, tongkat estafet seni tari topeng Mimi Rasinah diwariskan ke cucunya Earli.
Di era kepemimpinan Bupati Nina Agustina, kata Earli, Pemkab Indramayu di bawah kepemimpinan Bupati Nina Agustina Da’i Bachtiar sangat mendukung penuh kegiatan tari topeng di Indramayu.
"Bupati Nina sangat mendukung sekali tari topeng. Ini dibuktikan dengan digelarnya Gelaran tari topeng kelana yang melibatkan penari dari berbagai kalangan baik dari siswa SD hingga SMA, ASN di lingkungan Pemkab Indramayu serta masyarakat umum,” bebernya.
Tercatat sebanyak 7891 penari topeng kelana melaksanakan tari topeng di sepanjang Jalan Ahmad Yani. Dan berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) dengan menggelar tari topeng kelana terbanyak dalam rangka Hari Jadi ke-495 Indramayu
Jumlah tersebut telah melampaui target peserta yang ditetapkan oleh panitia sebelumnya yaitu 6001 penari.
Rekor MURI tersebut dipegang oleh Kabupaten Indramayu dengan berhasil mengungguli rekor tari topeng sebelumnya yang dipecahkan oleh Kabupaten Malang, Jawa Timur sejumlah 5000 penari pada tahun 2017.
Bahkan kata dia, saat Hari Pers Nasional (HPN) 2022 di Kendari, Bupati Nina menari topeng di hadapan peserta yang hadir dari mancah negara."Yang jelas di tangan Bupati Nina. Tari topeng Indramayu go internasional," pungkasnya.