Menelusuri Jejak Sejarah di Kawah Putih Ciwidey

Sabtu 11-11-2023,09:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

RADARCIREBON.COM - Kawah Putih Bandung memiliki atmosfer yang unik, terutama jika dibandingkan dengan destinasi wisata lainnya. Selain itu, warna air di permukaan kawah dapat mengalami perubahan, dipengaruhi oleh faktor cuaca, suhu udara, dan kadar belerang.

Khususnya saat senja tiba, aroma belerang yang khas menciptakan suasana yang berubah-ubah, kadang cerah dengan awan tipis, dan kadang-kadang mendung. Hal ini menciptakan pengalaman menarik bagi pengunjung.

Pada waktu tertentu, para wisatawan yang beruntung dapat menikmati pemandangan eksotis dan menggunakan kawah ini sebagai latar belakang foto yang indah. Di Kawah Putih Ciwidey, terdapat jalur khusus berupa jembatan kayu yang mengarah ke bagian tengah kawah, memberikan spot yang indah untuk berfoto.

Pengunjung juga dapat lebih menikmati atmosfer di sekitar kawah, di mana suhu udara dapat menjadi cukup dingin pada beberapa waktu tertentu.

BACA JUGA:Tahun Depan, Jalan Akses Menuju Stasiun Kereta Cepat Whoosh Bakal Dibangun

BACA JUGA:Bey Machmudin Ajak BPK Perkuat Kolaborasi Pengelolaan Keuangan Publik

SEJARAH

Kawah Putih Ciwidey memiliki asal-usul yang berasal dari peristiwa letusan Gunung Patuha pada abad ke-10 dan ke-12. Kejadian tersebut dianggap sebagai letusan yang sangat kuat, yang berdampak besar pada lingkungan sekitarnya.

Akibat dari letusan ini, terbentuklah Kawah Putih, dan hingga saat ini, Gunung Patuha masih memiliki beberapa kawah sebagai sisa-sisa dari letusan tersebut.

Sejarah Kawah Putih ini juga terkait dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan cerita rakyat yang berkembang seiring waktu.

Penyebab warna putih di kawah tidak disebabkan oleh air putih sebenarnya, melainkan oleh pantulan dari tanah dasar kawah yang bercampur dengan unsur tanah lain.

BACA JUGA:Hasil Laga Grup B Piala Dunia U-17: Spanyol Cukur Kanada 2-0

BACA JUGA:Jangan Abaikan Kesehatan Smartphone Anda, 7 Tips Ini Dapat Membuat Smartphone Anda Lebih Awet!

Saat awal ditemukan, masyarakat setempat tidak menganggap Kawah Putih memiliki potensi wisata yang signifikan, terutama karena anggapan bahwa tempat ini dianggap sangat angker oleh masyarakat sekitar.

Pada tahun 1987, seorang ahli geologi bernama Franz Wilhelm Junghuhn melakukan penelitian di puncak Gunung Patuha.

Setelah mencapai puncak gunung, Franz Wilhelm Junghuhn menemukan sebuah kawah yang memukau dengan air berwarna kehijauan, serta aroma belerang yang sangat kuat di beberapa sisi kawah tersebut.

Pemerintah Belanda kemudian mengidentifikasi potensi kapur yang sangat baik di kawah ini, dan sebagai hasilnya, mereka mendirikan sebuah pabrik kapur yang diberi julukan Zwavel Ontgining. Namun, saat pemerintahan Belanda tidak lagi berlaku, kepemilikan pabrik tersebut beralih ke tangan pemerintah Jepang.

BACA JUGA:KH Masjkur, Ulama Kharismatik yang Berkontribusi Tingkatkan Pendapatan Kas Negara

BACA JUGA:Pengadaan APD Covid-19 Senilai Rp 3,03 Triliun di Kemenkes Dikorupsi

Setelah Indonesia merdeka, pemerintah menyadari potensi pariwisata di lokasi tersebut.

Sebagai respons, pemerintah mulai mengelola kawasan tersebut dengan membangun berbagai fasilitas dan jalur akses yang memadai untuk mendukung industri pariwisata di Kawah Putih Ciwidey.( Muhammad Aria Wirata)

Kategori :