CIREBON, RADARCIREBON.COM - Harga cabai rawit di wilayah Cirebon mengalami lonjakan. Terbaru, harganya hingga menyentuh angka Rp90 ribu per kilogram dari yang sebelumnya rata-rata Rp 40 ribu per kilogram.
Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon mengajak masyarakat untuk menghadapi kenaikan harga cabai dengan memanfaatkan pekarangan sebagai lahan pertanian urban.
Kepala DKP3 Kota Cirebon Hj Elmi Masruroh MSi mengatakan bahwa kenaikan harga cabai tak hanya terjadi di Kota Cirebon saja, melainkan juga di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Menurutnya, anomali cuaca diduga menjadi salah satu faktor yang mendorong suplai komoditas cabai mengalami penurunan.
“Ya kan memang salah satunya karena faktor cuaca ekstrem juga yang membuat suplainya menjadi berkurang. Tapi mudah-mudahan kondisi ini tidak terlalu lama. Kenaikan harga cabai ini kan hampir setiap tahun selalu ada, tapi tidak lama akan turun lagi," katanya, kemarin.
BACA JUGA:Hewan yang Bisa Dipelihara di Dalam Kamar, Ampuh Untuk Menghilangkan Stres!
BACA JUGA:Bukan Jepang, Suporter Indonesia Kobarkan Gerakan Datang Bersih Pulang Bersih
Untuk itu, ia mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan di lingkungan sekitar untuk dijadikan lahan pertanian urban. Salah satunya dengan menanam cabai dan sayuran lainnya.
Di DKP3 Kota Cirebon, sendiri lanjut Elmi, ada program pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk ditanami berbagai jenis bahan pangan lokal. Program pemanfaatan lahan pekarangan itu kami beri namanya Kampung Pangan Lestari Hijau (KPLH).
Pasalnya, dengan menanam cabai sendiri, masyarakat bisa mendapatkan suplai cabainya sendiri untuk dikonsumsi. Dengan demikian, diharapkan akan dapat membantu menurunkan harga cabai yang tengah melambung di pasaran.
“Kalau suplainya terpenuhi, otomatis akan membuat harga cabai di pasaran akan sedikit demi sedikit turun lagi," katanya kepada Radar Cirebon.
BACA JUGA:STEI Al-Ishlah Gelar Wisuda Sarjana
BACA JUGA:Sudah Layani 17.000 Penumpang, Dirut BIJB: Awal Baik bagi Bandara Kertajati
Elmi mengatakan, hingga kini sudah ada sebanyak 34 RW di Kota Cirebon yang mengikuti program itu dan dampak paling terasa adalah masyarakat dapat menjaga ketahanan pangan di tingkat keluarga. Menurut dia, program itu dapat dikategorikan sebagai upaya Pemkot Cirebon dalam menerapkan diversifikasi berbasis pangan lokal.
Hanya saja, katanya, masih terdapat sejumlah kendala terkait program tersebut. Yakni bagaimana kelompok pengelola KPLH ini konsisten dalam mengikuti program tersebut.
“Sejauh ini memang banyak sekali permintaan untuk membentuk KPLH di masing-masing RW. Memang salah satu kendalanya adalah bagaimana mereka terus konsisten dan aktif untuk mengelolanya," kata Elmi.