RIO DE JANEIRO - Mayoritas para pelatih kontestan Piala Dunia 2014 bakal menyelesaikan durasi kontraknya setelah ajang empat tahunan di Brasil itu berakhir. Jika masih ingin bertahan, tidak ada pilihan lain selain harus mempersembahkan prestasi terbaik. Fabio Capello bakal menatap Piala Dunia 2014 dengan tenang. Posisi pelatih kondang asal Italia itu dipastikan tak akan diusik meskipun Rusia meraih hasil buruk di PD 2014. Itu setelah Federasi Sepak Bola Rusia (RFU) memperpanjang kontrak Capello sebagai pelatih timnas berjuluk Beruang Merah tersebut sampai Piala Dunia 2018. Kepastian itu diumumkan RFU akhir Januari lalu. RFU menilai kinerja Capello selama dua tahun terakhir menangani Rusia cukup memuaskan, salah satunya memenuhi target lolos ke Piala Dunia 2014. Capaian itu mengakhiri penantian Beruang Merah setelah 12 tahun. Bagi Capello, berkesempatan menangani Roman Shirokov dkk hingga Rusia menjadi tuan rumah Piala Dunia kali pertama sangat melegakannya. Apalagi tak ada target spesifik yang dibebankan kepada pelatih yang pernah menangani Inggris di Piala Dunia 2010 itu. \"Bukan karena sudah pasti terlibat dalam tiga edisi Piala Dunia (2010, 2014, dan 2018, red), melainkan karena kepercayaan yang diberikan RFU dan menteri olahraga Rusia. Semoga saya tetap fit sampai usia 72 nanti,\" tutur pelatih yang pernah menangani AC Milan, AS Roma, Juventus, dan Real Madrid itu. Ya, di usianya sekarang (67 tahun), Capello telah menahbiskan diri sebagai pelatih paling gaek di Brasil nanti. Salah satu alasan utama RFU mengikat panjang Capello karena dia akan menjadi pondasi dalam proyek jangka panjang pengembankan jenjang sepak bola di negeri pecahan terbesar Uni Soviet tersebut. \"Kami bahagia salah satu sosok spesialis ternama sepak bola kembali melanjutkan kerjasama dengan Rusia. Fabio nantinya tak hanya menangani timnas senior, melainkan juga diperbantukan ke timnas di berbagai kelompok junior,\" sahut Presiden RFU, Nikolai Tolstykh. Dari 32 pelatih yang akan menangani timnya di Piala Dunia tahun ini, 23 diantaranya memang bakal habis kontraknya seusai turnamen. Itu berarti mencapai 71 persen. Tak pelak, mempersembahkan hasil terbaik menjadi syarat apabila ingin tetap mempertahankan jabatannnya. Tekanan paling berat tentu saja dirasakan pelatih Brasil Luiz Felipe Scolari. Pelatih yang akrab disapa Felipao itu tak bisa mengelak dari tuntutan membawa Selecao -sebutan Brasil- merebut titel juara dunia keenam sekaligus berpesta di depan publiknya sendiri. Entah karena menyadari beratnya beban yang dipikulnya, Scolari pun bercanda tentang nasib dirinya seandainya gagal memenuhi target. \"Jika saya sampai gagal di Piala Dunia nanti, saya mungkin harus bersiap pergi ke Kuwait untuk mencari suaka politik,\" ungkapnya kepada Associated Press kemarin. Pengalaman pernah membawa Brasil memenangi Piala Dunia 2002 di Korsel-Jepang merupakan salah satu modal berharga Scolari. \"Kami menghormati lawan, tapi kami siap memenangkan Piala Dunia,\" tutur mantan pelatih Portugal tersebut. (dns)
Separo Kursi Ditentukan di Brasil
Senin 10-02-2014,09:57 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :