Dengan terkendalinya inflasi, daya beli masyarakat akan meningkat sehingga permintaan domestik juga akan meningkat.
Jawa Barat merupakan provinsi dengan kontribusi ekspor terbesar pada Januari sampai dengan Oktober 2023.
Secara kumulatif Januari-Oktober 2023, total Neraca Perdagangan Jawa Barat mencatat Surplus US$ 20.57 Miliar.
BACA JUGA:Kemenkes Perintahkan Puskesmas dan Fasyankes untuk Kembali Layani Vaksinasi Covid-19
Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Jawa Barat akan tetap tumbuh positif pada 2024 dalam rentang 4,9 persen-5,7 persen di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, sejumlah sektor akan mengalami penguatan, di antaranya sektor pertanian dan konsumsi.
"Sehingga di tengah tantangan itu 2024 keliatannya kita tetap optimis bahwa 2024 kita bisa tumbuh lebih baik daripada 2023," ucapnya.
Selain itu, ia juga menilai kontestasi politik Pemilihan Presiden, Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Kepala Daerah akan berkontribusi terhadap peningkatan geliat konsumsi masyarakat.
BACA JUGA:Buka Lembaran Baru, Pedangdut Rizki DA Nikahi Hersa Rahayu Julianti
"Tentunya ini juga akan membuat geliat ekonomi domestik itu lebih tinggi, fenomenanya seperti itu kalau ada Pilpres, Pileg, Pilkada, euforia itu akan menyebabkan konsumsi lebih tinggi," imbuhnya.
Karena itu, pihaknya berharap dengan stabilitas harga yang terjaga dan konsumsi lebih baik, akan menjadi salah satu motor penggerak perekonomian, setidaknya di kuartal I dan kuartal IV 2024.
Erwin menyebutkan terdapat tujuh rekomendasi kebijakan dalam mendorong kebangkitan ekonomi Jawa Barat.
Rekomendasi pertama adalah memperluas upaya pengendalian inflasi pangan yang bersifat seasonal dan struktural.
Kedua, menjaga daya beli masyarakat melalui insentif, optimalisasi realisasi belanja pemerintah, mendorong pemerataan realisasi investasi hingga mendorong ekspor dan local value chain industri besar.
Rekomendasi ketiga adalah mendorong akselerasi pembangunan infrastruktur konektivitas.