MAJALENGKA-Ratusan massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kabupaten Majalengka melakukan aksi damai menolak valentine, Rabu (12/2). Aksi unjuk rasa ini dipusatkan di Alun-alun Majalengka sekitar pukul 15.00-17.00 WIB. Aksi damai diwarnai dengan long march dari Masjid Agung Al Imam Majalengka, dilanjutkan ke Pasar Mambo, lampu merah Pasar Mambo, lalu melewati Jalan KH Adul Halim hingga finis di depan Yogya Grand Majalengka. Dalam orasinya, massa menolak valentine day dan membentangkan spanduk bernada penolakan hari kasih sayang itu. Koordinator lapangan, Indra Subana SPd mengatakan, fenomena pergaulan bebas dengan segala akibat buruknya di kalangan remaja dari tahun ke tahun cenderung makin meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif, utamanya tiap menjelang hari valentine, 14 Februari. Tahun lalu, fenomena sex on valentine kian tak terkendali. Remaja, lanjutnya, sudah salah kaprah memaknai hari kasih sayang. Yayasan Hotline Pendidikan, sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan misalnya, menemukan sebanyak 20% pelajar Surabaya yang hamil sebelum nikah, ternyata melakukan hubungan seks ketika merayakan valentine. “Kenyataan ini tentu tidak terjadi begitu saja. Banyak sebab yang membuat pergaulan bebas bak ‘sarapan pagi’ para remaja di tanah air. Antara lain karena merosotnya nilai-nilai agama pada diri mereka. Pendidikan dan pembinaan agama yang mereka dapatkan di sekolah selama ini hanyalah sebatas ibadah ritual tanpa ada pengaitan dengan aturan Islam yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan,” ungkapnya. Indra menegaskan, kenyataan ini merupakan buah dari pendidikan sekuler yang menghasilkan individu-individu liberal dalam pergaulan dengan lawan jenis. Darinya lahir para pelajar yang bergaya hidup materialis dan hedonis serta mengagungkan kebebasan. “Sebagai bentuk rasa kepedulian dan tanggung jawab terhadap generasi bangsa, maka HTI menyerukan kepada pemerintah untuk segera menghentikan segala bentuk kegiatan dan penyediaan sarana yang mengantarkan remaja kepada perilaku gaul bebas dan perzinaan. Juga, menghapus seluruh konten pornografi dan sejenisnya di tengah masyarakat serta menindak tegas semua pelakunya,” tandasnya. Membiarkan semua itu lanjutnya, hanya akan merusak generasi dan masyarakat pada umumnya. Di samping itu, negara juga wajib melindungi generasi dari budaya liberal. Kepada orang tua dan masyarakat untuk senantiasa saling menasihati, beramar ma’ruf nahyi munkar, dan dakwah, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Sebaliknya, tidak bersikap acuh terhadap kemaksiatan dan pergaulan bebas yang mereka lakukan. Orang tua, para pendidik, dan masyarakat juga wajib mengarahkan remaja dan pelajar merujuk pada ajaran Islam dalam menjalani kehidupan agar terbentuk kepribadian remaja yang Islami, tercermin dalam cara berpikir maupun bersikap yang senantiasa sesuai tuntunan Islam, serta jauh dari perilaku gaul bebas. (ara)
Tolak Valentine Day, Tindak Tegas Pornografi
Kamis 13-02-2014,09:54 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :