GoTo dan TikTok Gandeng UGM, Begini Pengaruhnya Menurut Direktur Celios, Nailul Huda

Senin 18-12-2023,06:00 WIB
Reporter : Tatang Rusmanta
Editor : Tatang Rusmanta

GoTo dan TikTok Gandeng UGM, Begini Pengaruhnya Menurut Direktur Celios, Nailul Huda

RADARCIREBON.COM - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk alias Grup GoTo bersama dengan TikTok resmi menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Dua perusahaan digital dengan satu universitas terkemuka di Indonesia ini bekerja sama untuk mengembangkan industri digital.

Kerja sama ini dinilali sebagai langkah yang sangat tepat. Hal ini dijelaskan oleh Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda. 

Menurut Huda, Indonesia masih kekurangan talenta mumpuni di bidang digital. Maka, kerja sama GoTo, TikTok dan UGM merupakan solusi yang tepat.

BACA JUGA:Jangan Anggap Sepele, 5 Teh Herbal Pelangsing yang Bisa Menurunkan Berat Badan dalam Waktu Cepat

Menurut dia, pusat pengembangan talenta digital yang didirikan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM merupakan hal penting. Dapat menjawab kesenjangan talenta digital di Indonesia.

Kesenjangan talenta digital itu lah yang menyebabkan industri digital di Indonesia dipenuhi para pekerja asing. 

Huda kemudian mengeluarkan data. Bahwa ada 60% perusahaan fintech di Indonesia yang kesulitan mendapatkan tenaga ahli. Khususnya di bidang data programming dan data analytics. 

Makanya, tidak heran kalau perusahaan-perusahaan fintech di Indonesia lebih memilih tenaga kerja asing.

BACA JUGA:11 Makanan Penghilang Bau Mulut, Alami dan Tanpa Efek Samping, Wajib Dicoba

BACA JUGA:Viktor Axelsen Hattrick Juara BWF Tour Final: Terima Kasih Shi Yu Qi

"Kerja sama GoTo, TikTok, dan UGM dalam membangun pusat pengembangan talenta digital diharapkan bisa menghadirkan talenta-talenta digital lokal yang akan mengisi kesenjangan tersebut," tutur Huda dilansir dari JPNN. 

Kesenjangan talenta digital yang terlalu tinggi ini juga mengakibatkan tingginya upah tenaga kerja untuk beberapa pos tertentu di bidang TIK.

Akibatnya, perusahaan digital skala menengah ke bawah kesulitan untuk memperoleh talenta digital. Mereka kalah bersaing dengan perusahaan besar yang dengan mudah memperoleh talenta digital tersebut.

Kategori :