CIREBON, RADARCIREBON.COM – Nelayan di Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon saat ini kesulitan melaut.
Bukan karena faktor cuaca, melainkan disebabkan oleh sedimentasi yang cukup tebal di Sungai Selo Pengantin.
Sungai tersebut menjadi lokasi sandaran para perahu nelayan Desa Citemu usai melaut di laut lepas.
Dengan sedimentasi yang cukup tebal, mengakibatkan perahu sulit untuk berlayar ke laut lepas. Mereka harus menunggu momen laut pasang, agar perahu bisa digerakan ke tengah laut.
BACA JUGA:Selama Libur Natal 2023, BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem
BACA JUGA:Gelar Lilin Lodaya 2023, Polres Cirebon Kota Terjunkan Ratusan Personel
Ketua BPD Citemu, Lukmanul Hakim mengatakan, Sungai Selo Pengantin merupakan tempat nelayan menambatkan perahunya.
Akan tetapi, kata Lukmanul Hakim, kondisinya saat ini sangat memperihatinkan karena sedimentasi lumpur sangat tebal.
“Perahu nelayan sulit untuk bergerak, karena lumpurnya cukup tebal sekali,” tutur pria yang akrab disapa Lukman itu.
Sehingga, menurut Lukman, agar perahu nelayan bisa bergerak, para nelayan harus menunggu air laut pasang.
BACA JUGA:Libur Nataru 2023-2024 Ditengah Lonjakan Covid-19, Begini Langkah Antisipasi Kemenkes
BACA JUGA:Menangi Trofi Piala Dunia Antarklub 2023, Manchester City Ukir Sejarah Baru
“Kalau air laut enggak pasang, perahu sulit untuk bergerak,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Lukman, para nelayan mendesak agar pihak terkait untuk segera mengeruk lumpur di Sungai Selo.
Diakuinya, lumpur di Sungai Selo sudah dikeruk pada tahun 2022, namun lumpur cepat menebal sehingga sungai mengalami sedimentasi.
Pihaknya sangat berharap agar BBWSCC kembali melakukan pengerukan Sungai Selo.
“Kami berharap harus dikeruk lagi agar nelayan bisa melaut napa harus nunggu air pasang. Kasihan para nelayan, masa untuk melaut dan pulang harus menunggu air pasang,” ujarnya. (den)