SEOUL- Amerika Serikat (AS) mengembuskan isu sanksi baru yang bakal dijatuhkan kepada Korea Utara (Korut) terkait dengan tenggelamnya kapal perang Korea Selatan (Korsel) Cheonan. Bentuk sanksinya didesain agar rezim komunis itu tidak lagi mampu membiayai program persenjataan dan menjual senjata pemusnah masalnya ke negara lain. Dalam sebuah konferensi pers di Seoul, Menlu AS Hillary Clinton menjelaskan bahwa sanksi tersebut tidak akan secara langsung dijatuhkan kepada rakyat Korut yang disebutnya sudah lama menderita karena salah urus oleh pemerintah. “Mereka (rakyat Korut) yang secara langsung dibuat menderita oleh kebijakan penguasa,” terangnya seperti dilansir Agence France-Presse. Hillary dan Menteri Pertahanan AS Robert Gates tengah melawat ke Korsel untuk menunjukkan dukungan atas tenggelamnya kapal Cheonan di Laut Kuning yang menewaskan 46 orang. AS dan Korsel yang menginvestigasi tenggelamnya kapal tersebut menemukan bahwa Cheonan terbelah karena torpedo kapal selam Korut. Namun, Korut membantah dan menyebut Korsel memanipulasi bukti untuk memojokkan pihaknya di dunia internasional. Tenggelamnya kapal perang Korsel tersebut memicu ketegangan di Semenanjung Korea. Robert Gates dan rekannya, Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-young, Selasa lalu (20/7), mengumumkan dimulainya latihan bersama angkatan laut dua negara. Latihan tersebut sekaligus unjuk kekuatan militer kepada Korut. Kementerian Pertahanan Korsel menyatakan, latihan tersebut akan menjadi yang pertama di antara sepuluh rangkaian latihan yang dilaksanakan dalam beberapa bulan mendatang. Gates menyatakan bahwa latihan itu tidak bermaksud untuk mengintimidasi, tapi sebuah langkah penting guna mencari jalan keluar. (jpnn)
Rancang Sanksi untuk Korut
Kamis 22-07-2010,09:00 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :