Saat Adipati Kuningan Memotong Jari Utusan Kerajaan Galuh, Sunan Gunung Jati Gusar Langsung Siapkan Pasukan
RADARCIREBON.COM – Perselisihan antara Kesultanan Cirebon dengan Kerajaan Galuh terjadi cukup lama.
Itu setelah pedukuhan Caruban terus berkembang menjadi sebuah kesultanan bercorak Islam.
Kerajaan Galuh di bawah kekuasaan Prabu Cakraningrat merasa tersaingi. Sebagai kerajaan yang lebih tua, mereka merasa lebih berkuasa.
Oleh karena itu Galuh terus berupaya menarik pajak atau upeti dari Cirebon.
BACA JUGA:Perang Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Galuh Diperkirakan Terjadi di Depok, Begini Teorinya
Di sisi lain, Sunan Gunung Jati tidak ingin rakyatnya dijajah. Menawarkan hubungan setara yang damai dengan Galuh.
Tawaran Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati ditolak mentah-mentah oleh Prabu Cakraningrat. Maka, dikirimlah utusan dari Galuh. Terdiri dari patih dan orang-orang terpilih.
Sang Adipati Kuningan atau Raden Arya Kamuning, penguasan Kuningan yang tidak lain adalah putra angkat Sunan Gunung Jati, mengetahui rencana Galuh.
Utusan Prabu Cakraningrat dicegat diperjalanan sebelum sampai ke wilayah Cirebon. Berkat ketangguhan Adipati Kuningan dan pasukannya, utusan dari Galuh berhasil dikalahkan.
Tidak hanya itu, Adipati Kuningan disebut telah memotong jempol tangan para utusan sebelum dibebaskan dan kembali Galuh.
Adipati Kuningan melaporkan peristiwa itu kepada ayah angkatnya, Sunan Gunung Jati, di Cirebon. Mendengar laporan tersebut, penguasa sekaligus ulama besar Tanah Jawa itu pun merasa gusar.
Tindakan Adipati Kuningan memotong jari tangan utusan Galuh dinilai berlebihan. Sunan Gunung Jati pun segera menyiapkan pasukan untuk mengantisipasi serangan balasan.
Perselisihan ini jadi berkepanjangan. Perang Kesultanan Cirebon dengan Kerajaan Galuh tak dapat dihindarkan. Menimbulkan banyak korban dari kedua belah pihak.