TIKRIT - Ledakan bom bunuh diri kembali mengguncang Iraq. Kemarin pagi (18/1) seorang pria meledakkan diri di tengah kerumunan calon polisi yang sedang mengantre di pusat rekrutmen kepolisian Kota Tikrit, Provinsi Salahuddin. Sedikitnya 50 orang tewas dalam ledakan tersebut. Sekitar 150 orang lainnya terluka. Bom bunuh diri kemarin tercatat sebagai ledakan paling mematikan di kota berpenduduk sekitar 300 ribu orang tersebut. Itu sekaligus menjadi serangan pertama di Tikrit sejak terbentuknya pemerintahan baru Iraq pada 21 Desember lalu. “Pelaku meledakkan diri di tengah antrean calon polisi yang hendak menjalani tes kesehatan dan wawancara pukul 10.15 pagi ini (kemarin sekitar pukul 14.15 WIB),” kata seorang pejabat polisi di Kota Baghdad kepada Agence France-Presse. Dalam keterangan resminya, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Iraq menyatakan bahwa jumlah korban tewas masih akan bertambah. Sebab, evakuasi korban terus berlangsung. Saat ledakan terjadi, sedikitnya 100 calon polisi sedang mengantre di barisan yang sama dengan pelaku. Konon, sejak pukul 06.00 pagi waktu setempat atau sekitar pukul 10.00 WIB, ratusan calon polisi memadati pusat rekrutmen tersebut. Selain para calon polisi, beberapa personel kepolisian yang bertugas di pusat rekrutmen tewas dalam ledakan tersebut. “Paling tidak, ada dua polisi yang menjadi korban (tewas),” kata Anas Abdul Khaliq, seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Tikrit. Hingga dua jam setelah ledakan, darah segar masih menggenang di lokasi kejadian. Demikian juga serpihan tubuh para korban. Beberapa ambulans dikerahkan untuk mengevakuasi para korban, baik yang tewas maupun terluka, ke rumah sakit terdekat. Kemarin siang melalui pengeras suara masjid, otoritas setempat mengimbau penduduk Tikrit mendonorkan darah mereka. Sebab, persediaan darah di rumah sakit dan klinik-klinik medis mulai menipis. Padahal, hampir seluruh korban luka membutuhkan transfusi darah. Belum lagi, jika jumlah korban bertambah. Terpisah, Wakil Gubernur Ahmed Abdul-Jabbar menyebut ledakan di kota yang berjarak 130 kilometer dari Kota Baghdad itu sebagai hasil perbuatan teroris. Apalagi, pelaku mengenakan rompi peledak yang biasanya dipakai para pejuang Al Qaidah Iraq (AQI). “Siapa lagi yang sangat bernafsu membunuh kami, selain Al Qaidah?” tudingnya seperti dikutip BBC. Jika dibandingkan dengan ledakan bom bunuh diri tunggal lainnya, jumlah korban dalam insiden di Tikrit kali ini memang jauh lebih tinggi. “Untuk bom bunuh diri yang dilancarkan seorang pelaku tanpa kendaraan, ledakan itu sangat dahsyat. Setidaknya, pelaku membawa bom seberat 50 kilogram,” papar seorang pakar terorisme yang enggan menyebutkan namanya. Di sisi lain, ledakan tersebut juga menunjukkan bahwa pasukan dalam negeri Iraq belum mampu mengamankan wilayahnya secara mandiri. Terutama, di kota kelahiran mendiang Saddam Hussein tersebut yang didominasi militan Sunni Iraq. Belakangan, gerilyawan dan kelompok-kelompok militan selalu menjadikan pusat rekrutmen sebagai sasaran empuk. Sebab, pemerintahan baru Iraq membutuhkan sangat banyak personel militer dan kepolisian untuk mengamankan negara. (hep/c6/dos)
50 Tewas Kena Bom Bunuh Diri
Rabu 19-01-2011,07:22 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :