Pasalnya kebanyakan wanita memiliki multiple roles (peran ganda) sehingga yang menyebabkan tingkat stressor lebih tinggi dan tak mudah mengelolanya.
Belum lagi kondisi gangguan hormonal yang kerap terjadi saat masa menstruasi.
"Meski ada pria yang mengalami depresi musiman ini, namun perempuan memiliki potensi lebih besar terhadap gangguan depresi musiman," jelasnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, biasnaya pasien disarankan untuk melakukan psikoterapi dan terapi cahaya.
Terapi cahaya banyak dilakukan pengidap gangguan depresi di luar negeri. Sedangkan di Indonesia, bisa dilakukan dengan berjemur atau mandi matahari.
"Pengobatan biasanya dilakukan bersama dengan terapi perilaku kognitif, jika kondisi sudah semakin kompleks maka akan diberikan obat tertentu," pungkasnya. (*)