RADARCIREBON.COM - Sejarah Desa Slangit, erat hubungannya dengan hutan angker yang dibuka untuk pedukuhan atau perkampungan pada zaman dahulu.
Selain itu, penduduk asli Desa Slangit hingga kini masih memegang teguh untuk tidak melanggar larangan menjual nasi kepada pelanggan.
Hal tersebut, berhubungan dengan mitos yang terjadi turun temurun dan hingga kini masih lestari dipertahanakan.
Sejarah Desa Slangit dimulai saat Pangeran Cakrabuana yang biasa dikenal dengan sebutan Mbah Kuwu Cirebon, berkeinginan membangun suatu pedukuhan baru di bagian Barat.
BACA JUGA:Resmikan Revitalisasi Terminal Leuwipanjang dan Banjar, Presiden Jokowi: Sekarang Keren Banget
Kemudian Mbah Kuwu Cirebon atau Mbah Kuwu Sangkan, membuka hutan yang masih angker. Menurut cerita, masih dihuni oleh siluman dan binatang buas.
Hutan yang angker tersebut, ternyata menjadi tempat yang aman dan tentram untuk dihui usai dibuka oleh Mbah Kuwu Cirebon.
Namun pemukiman baru itu masih memiliki kekurangan, sumber mata air masih belum tersedia di wilayah baru tersebut.
Meski begitu, Mbah Kuwu Cirebon tetap meneruskan membuka lahan, dijadikannya bekas hutan itu menjadi lahan padi hingga sampai ke wilayah barat. Lahan pertanian itu, sekarang disebut dengan Desa Jungjang.
BACA JUGA:Menang Atas Jepang di Masa Injury Time, Iran Lolos Semifinal Piala Asia 2023
Setiap harinya, Mbah Kuwu Cirebon dibantu oleh seorang pemuda yang masih bujangan bernama Jaka Dolog.
Mbah kuwu juga dalam hal ini membuat sebuah bangunan berupa bale untuk keperluan bermusyawarah dan istirahat, bale ini diberi nama Ki Wasiat.
Mbah Kuwu biasanya menggarap sawahnya menggunakan weluku (bajak) yang ditarik oleh sebuah kerbau yang diberi nama Dongkol.
Tempat yang dulunya dijadikan kandang kerbaunya Mbah kuwu, sekarang diberi nama Kandang Dalem.