Sejarah Desa Slangit, Hutan Angker dan Larangan Menjual Nasi

Minggu 04-02-2024,03:34 WIB
Reporter : Asep Kurnia
Editor : Asep Kurnia

Sedangkan jembatan yang biasa dilewati kerbau Mbah Kuwu Cirebon, dinamakan Wo Dalem. Sementara tempat untuk mencari makannya kerbau, dinamakan Tegal Pangonan.

Pada suatu ketika, Mbah Kuwu Cirebon kedatangan seorang pemuda yang masih keturunan Kerajaan Galuh bernama Ki Bandang Samaran. 

Ki Bandang Samaran sebetulnya tersesat, mencari seorang guru yang tidak lain adalah Mbah Kuwu Cirebon.

Kedatangannya ke tempat Mbah Kuwu Sangkan, merupakan peristiwa yang terjadi secara kebetulan.

BACA JUGA:Wow! Emak-Emak dari Desa Windujaya Cirebon Deklarasikan Dukungan untuk Prabowo-Gibran, Target Memang 1 Putaran

Setelah lama berguru, kemudian Ki Bandang Samaran diberi kepercayaan untuk membimbing masyarakat di pedukuhan tersebut. 

Ki Badang Samaran ini dikenal sebagai Ki Gede Limas oleh masyarakat pedukuhan itu.

Suatu ketika Mbah Kuwu Sangkan teringat akan suatu barang miliknya, barang tersebut berupa sepotong kayu pemberian Ki Danuwarsi. 

Setelah itu, kayu tersebut ditancapkan oleh Mbah Kuwu Sangkan di pekarangan tempat tinggal Ki Gede Limas atau Ki Badang Samaran.

BACA JUGA:Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud, Megawati Ingatkan TNI dan Polri: Jangan Lagi Intimidasi Rakyatku

Setelah ditancapkan, tak diduga potongan kayu itu tumbuh menjadi sebuah pohon yang menjulang tinggi.

Pohon tersebut diberi nama Pohon Slangit, karena saking tingginya sehingga terlihat menempel ke langit.

Fenomena tersebut menjadi asal usul Desa Slangit. Sampai sekaran nama tersebut dijadikan nama di sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Klangenan yakni Desa Slangit.

Di Desa Slangit, terdapat mitos turun-temurun yang masih dipegang teguh hingga sekarang oleh warganya.

BACA JUGA:Terjadi Longsor dan Rumah Ambruk di Sungai Bantar Benda Argasunya, Pj Wali Kota Cirebon Langsung Tinjau Lapang

Jika dilanggar, seram akibatnya. Antara meninggal atau sial. Percaya atau tidak, konon pernah terbukti. 

Kategori :