KEDIRI - Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke lokasi bencana letusan Gunung Kelud kemarin, membawa angin segar bagi para pengungsi. Presiden meminta warga tidak terburu-buru pulang ke rumah dan harus lebih dahulu menunggu status aman yang diumumkan pemerintah. SBY juga menjanjikan perbaikan rumah warga yang rusak. \"Bagi rumah yang rusak parah, pemerintah akan membantu,\" kata SBY di hadapan para pengungsi di Balai Pamitran Desa Segaran, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, kemarin. Menurut data pemerintah, Kementerian Sosial mengalokasikan anggaran Rp6 miliar untuk rehabilitasi rumah rusak. Pernyataan SBY tersebut langsung disambut tepuk tangan para pengungsi. \"Saya ingin semua selamat. Jangan sampai ketika pemerintah belum menyatakan status aman, lalu ada yang nekat menerobos, seperti di Gunung Sinabung, sehingga juga tak bisa diselamatkan,\" kata SBY yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono. Seharian kemarin SBY berkunjung ke beberapa tempat di Kediri. Di antaranya, Masjid An Nur, Pare, dan lapangan Desa Wates, Kecamatan Wates. Presiden melakukan rapat terbatas dengan kepala Pusat Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono dan beberapa pihak terkait. Presiden menegaskan, dirinya datang ke Kediri untuk menyaksikan pelaksanaan tanggap darurat oleh pemerintah. Dia akan memastikan suplai air bersih dan logistik bagi para pengungsi. Hanya sekitar enam menit SBY di Desa Segaran. Itu membuat warga kecewa. Maklum, para pengungsi sudah dikumpulkan ke Balai Pamitran sejak pukul 09.00. Sementara itu, rombongan presiden baru datang setelah tujuh jam kemudian atau pukul 16.00. Para pengungsi yang umumnya ibu-ibu harus menenangkan anaknya karena hawa di balai pertemuan panas. \"Saya mau Pak Presiden berinteraksi dengan kami, anak korban letusan Kelud. Saya mau curhat bahwa rumah saya rusak parah,\" kata Christianingsih, siswa SMPN 1 Wates. Jumini, warga Desa Sempu, mengaku menunggu SBY sejak pagi. Bila diberi kesempatan berdiskusi, dia juga akan meminta sesuatu kepada presiden. \"Saya mau ngomong ke Pak SBY bahwa saya butuh genting. Tapi, kalau cepat begitu, ya mau bagaimana lagi,\" ungkapnya. Sutarsih, warga Dusun Sumber Petung, Desa Sempu mengungkapkan, keluarga sudah pulang ke rumah. Namun, sehari sebelum SBY datang, pengurus kampung memintanya kembali ke tempat pengungsian di Balai Pamitran. \"Kata Pak Kamituwo, presiden mau datang. Saya harus jadi pengungsi lagi,\" tuturnya. Setelah kunjungan SBY, warga kembali ke rumah masing-masing. \"Kalau sudah nggak ada letusan, ya saya balik saja,\" ujar Sutarsih sambil menenteng tas berisi bantuan selimut dan makanan kecil. Wakil Bupati Kediri Masykuri mengungkapkan, pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi dengan pemerintah pusat mengenai rehabilitasi rumah warga yang rusak. Perhitungan kerugian material karena bencana tersebut memang belum selesai. Menurut data sementara, sebanyak 3.292 bangunan rusak berat dan 2.192 bangunan rusak ringan. Bila status Kelud sudah dinyatakan aman, pihaknya akan melakukan pendataan lebih detail, termasuk rusaknya lahan pertanian dan rusaknya fasilitas publik sehingga jumlah kerugian bisa lebih dipastikan. Pemkab Kediri sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat bahwa warga tidak perlu diberi bantuan perbaikan rumah dalam bentuk uang. Namun, bantuan akan lebih bermanfaat bila berupa bangunan. Selama ini, lanjut Masykuri, pihaknya sudah mendapatkan bantuan 12 ribu sak semen untuk perbaikan rumah. Juga, 12 ribu genting yang akan segera didistribusikan kepada warga. Pantauan Jawa Pos (Radar Cirebon Group) kemarin, di area Kelud sempat terjadi hujan. Tidak lama. Sekitar setengah jam. \"Kekhawatiran banjir lahar belum ada. Tapi, harus tetap diwaspadai,\" terang Khoirul Huda, kepala Pos Pemantauan Gunung Api Kelud. Pantauan oleh Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri di Kepung dan Puncu, tidak terjadi hujan sebagaimana yang diramalkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). \"Hingga sore tidak terjadi hujan. Karena itu, warga tidak turun mengungsi. Malam hari hanya terjadi gerimis,\" kata petugas Senkom Mitra Polri Kabupaten Kediri Prasetyo Eko Wahyudi. Meluncurnya jutaan kubik material vulkanis bersama hujan harus tetap diwaspadai. Sebab, banjir lahar berpotensi menerjang permukiman warga. Aliran lahar tersebut adalah kekhawatiran kedua warga Kediri pasca terjadinya erupsi pada Kamis lalu (13/2). Ada beberapa sungai yang akan dilalui air yang membawa material vulkanis itu. \"Yakni, Sungai Petung Kobong, Lahar Gedog, Sumber Agung, Lahar Pulo, Lahar Lestari, dan Konto. (git/c10/ca)
Rumah Rusak Ditanggung Negara
Selasa 18-02-2014,08:31 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Jumat 06-09-2024,10:54 WIB
Kejadian di Kuningan, Ibu Muda Meninggal di Kamar Mandi Diduga Bunuh Diri
Kamis 05-09-2024,18:00 WIB
Festival Astra 2024 Sukses Beri Inspirasi Berkelanjutan
Kamis 05-09-2024,17:30 WIB
Titin Jelaskan Kondisi Sudirman Terpidana Kasus Vina, Sambutan 6 Terpidana Bikin Haru
Kamis 05-09-2024,16:30 WIB
Honda Lebih Dekat Lebih Hangat di Hari Pelanggan Nasional
Kamis 05-09-2024,17:00 WIB
Baru Kali Ini, Warga Banjarwangunan Alami Krisis Air
Terkini
Jumat 06-09-2024,16:00 WIB
Air Bersih Siap Minum, Kereta Otonom, Hingga Smart Home Hadir di IKN
Jumat 06-09-2024,15:30 WIB
Ada Double Bonus dari Astra Daihatsu Cirebon di Hari Pelanggan Nasional
Jumat 06-09-2024,15:00 WIB
LPPM IPB Cirebon Masuk 10 Besar Penerima Hibah Pengabdian Masyarakat di Wilayah LLDIKTI IV
Jumat 06-09-2024,14:30 WIB
Suhendrik Tinjau Rutilahu di Kelurahan Kecapi
Jumat 06-09-2024,14:00 WIB