LELEA - Akibat banjir beberapa waktu lalu, lebih dari sebagian tanaman padi di Kecamatan Lelea mengalami puso dengan usia tanaman antara 25 hingga 35 hari. Sebelumnya petani mengharapkan realisasi bantuan benih dari pemerintah. Namun, karena tak kunjung datang terpaksa melakukan tanam ulang. Percepatan tanam ulang dilakukan untuk menghindari keterlambatan tanam di musim gadu nanti. Tardi (50) petani Desa Cempe mengatakan, tanaman padi miliknya seluas satu bau telah mengalami puso dan kerugian yang dialami sekitar Rp2 juta. “Seluruhnya puso akibat terendam banjir kemarin. Usia padi yang saya tanam itu sudah 35 hari. Namun, ada juga petani yang tanamannya masih berusia 25 hari,” ujarnya. Menurut Tardi, beberapa hari pasca banjir petani mengharapkan bantuan benih. Namun, hingga saat ini belum ada realisasi. “Terpaksa saya dan petani lainnya menanam ulang. Karena kalau tidak mempercepat tanam, nanti memasuki musim gadu terlambat tanam dan terancam kekurangan air,” ungkapnya. Camat Lelea, H Suratno SAg MSi menjelaskan, banjir beberapa waktu telah merendam areal persawahan yang sudah ditanami padi. Akibatnya tanaman mengalami kerusakan dan lebih dari sebagian telah puso. “Dari luas tanam lima ribu hektare di Kecamatan Lelea, seluas 3.785 hektare terendam banjir. 2.696 hektare diantaranya atau lebih dari sebagian tanaman yang terendam itu mengalami puso. Bahkan satu desa, yakni Desa Cempe seluruhnya mengalami kerusakan dan terjadi puso. Luas tanam di desa tersebut 640 hektare,” jelasnya kepada Radar, Selasa (18/2). Mantan Camat Arahan tersebut menjelaskan, selain Desa Cempe, tanaman yang mengalami puso juga terjadi di Desa Taman Sari dan sebagian Desa Lelea. “Dari 11 desa di kecamatan ini, tanaman padi yang terendam banjir dan banyak mengalami puso di tiga desa itu. Saat ini petani sudah melakukan tanam kembali. (kom)
2.696 Hektare Padi Puso
Rabu 19-02-2014,08:29 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :