Inilah 7 Pendekatan untuk Tekan Angka Pasien Tuberkulosis yang Dilakukan Kemenkes RI

Selasa 27-02-2024,08:00 WIB
Reporter : Moh Junaedi
Editor : Moh Junaedi

“Inovasi ini diawali dengan uji coba di 6 kota dengan estimasi beban kasus Tuberkulosis yang besar, yaitu Kota Medan, Kota Jakarta Utara, Kota Bogor, Kota Semarang, Kota Surabaya, dan Kota Denpasar. Periode uji coba dilakukan mulai Juli 2023 sampai Juni 2024 nanti,” katanya.

Kelima, pendekatan dalam bentuk Coaching TBC.

 BACA JUGA:Inilah Sosok Caleg Termuda yang Terpilih Masuk Gedung DPRD Kota Cirebon

Dalam hal ini, kegiatan pelatihan dan pendampingan untuk tenaga kesehatan dalam program Tuberkulosis di fasyankes.

“Ini bertujuan mewujudkan layanan Tuberkulosis yang berkualitas dan terstandar di fasilitas layanan kesehatan."

"Tahun 2023 sudah dilakukan di 28 kabupaten/kota, tahun 2024 diekspansi di 80 kabupaten/kota,” imbuh Direktur P2PM Imran.

Keenam, pemberian Satuan Kredit Profesi (SKP) kepada tenaga kesehatan yang terlibat dalam layanan TBC di fasyankes.

Ini bekerja sama dengan organisasi profesi dokter, perawat, tenaga farmasi, dan tenaga laboratorium.

2

Pendekatan ketujuh yang juga penting adalah koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan lintas program Kemenkes dan lintas lembaga untuk meningkatkan kualitas pelayanan Tuberkulosis di fasyankes.

BACA JUGA:Daihatsu GranMax, Sahabat Bisnis Yang Handal: Makin Kuat, Bisnisnya Makin Untung

Koordinasinya antara lain:

  • Direktorat Mutu Pelayanan Kesehatan Kemenkes terkait memasukkan komponen Tuberkulosis dalam proses penilaian akreditasi fasyankes.
  • Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan (Pusjak PDK) dan BPJS Kesehatan terkait pembiayaan skrining TB bagi faktor risiko tinggi yang ditemukan di FKTP.
  • Asosiasi fasyankes, contohnya dengan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) untuk memantau dan memberikan umpan balik terkait kontribusi RS dan klinik swasta dalam program Tuberkulosis (penemuan kasus dan tata laksana).
  • Organisasi profesi yang tergabung dalam Koalisi Organisasi Profesi Indonesia Untuk Penanggulangan Tuberkulosis (KOPI TB) dalam berbagai kegiatan dan penyusunan pedoman/regulasi di tingkat nasional dan daerah.
  • Inisiasi diskusi dengan penyedia layanan telemedicine seperti Halodoc dalam upaya penemuan dan pengobatan pasien Tuberkulosis sesuai standar.

BACA JUGA:Sempat Pingsan Saat Rekapitulasi Suara di Kecamatan Harjamukti, Begini Kondisi Terbaru Romadhoni

Dia menambahkan, Kemenkes juga telah berupaya meningkatkan deteksi dini TBC dalam kegiatan Active Case Finding (ACF) melalui skrining dengan mobile chest X-ray terhadap populasi berisiko.

“Jadi, skrining pada populasi kontak serumah dan kontak erat di 25 kabupaten/kota. Kemudian skrining pada warga binaan pemasyarakatan di 374 lapas, rutan, dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) yang berlokasi di 291 kabupaten/kota di 34 Provinsi,” tambahnya. (*)

Kategori :