Sejarah Desa Surakarta, Petapa Sakti Pemilik Keris Brajadenta

Rabu 28-02-2024,03:48 WIB
Reporter : Asep Kurnia
Editor : Asep Kurnia

Surakaca merasa terhina dengan kondisi nasi telah teracak-acak yang diberikan kepadanya.

Dengan amarah, Surakaca menanyakan kepada kedua lelaki tersebut, siapa orang yang telah memberinya bungkusan nasi itu.

BACA JUGA:Per 1 Maret 2024, Syarat Pembuatan SKCK Harus Dilampirkan Kartu BPJS Kesehatan

Kedua lelaki tersebut kemudian menunjuk ke sebuah pedukuhan, seraya menyebutkan yang memberikan nasi adalah seorang penduduk kaya-raya bernama Nyi Mas Baduran.

Sambil menahan amarah, Surakaca dengan tenaga sisa berjalan menuju pedukuhan yang ditunjukkan oleh kedua laki-laki tadi.

Sesampainya di rumah Nyi Mas Baduran, Suarakaca sambil bertolak pinggang marah-marah.

"Siapakah yang memberi bungkusan nasi bekas ini?" tanya Surakaca.

BACA JUGA:Upaya Pertamina Patra Niaga Regional JBB Kurangi Emisi CO2 dan Gas Rumah Kaca

2

Saat itu, Surakaca marah kepada Pulungayu, merupakan putri dari Nyi Mas Baduran.

Melihat seorang lelaki yang tidak dikenalnya marah-marah, Pulungayu berlari ketakutan memanggil ibunya Nyi Mas Baduran.

"Anak muda, apakah yang dimaksudkan nasi bekas, mengapa marah-marah di sini?" tanya Nyi Mas Baduran.

Mendengar pertanyaan tersebut, Surakaca semakin naik pitam dan menggangap orang yang telah memberinya nasi telah menghinanya.

BACA JUGA:Sarapan dengan Gizi Seimbang dari Omega 3 hingga 6 untuk Tumbuh Kembang Anak

"Hai, nenek tua! Engkau telah menganggp aku sebagai pengemis. Lihat, lihatlah olehmu…, kalian telah menghinaku dengan memberikan nasi bekas seperti ini!" kata Surakaca sambil menunjukkan nasi bungkus.

Namun kata-kata kasar dengan nada tinggi dari Surakaca, dibalas dengan perkataan lembut dari Nyi Mas Baduran.

"Memang kami berdua yang memberi nasi, namun isinya tidak diaduk-aduk seperti itu," timpak Nyi Mas Baduran.

Kategori :