Akan tetapi, kesaktian Ki Gede Palimanan sulit ditandingi. Tidak ada seorang pengeden yang mampu menaklukannya.
Suatu hari, Sunan Kalijaga mendatangi Nyi Mas Baduran di kediamannya untuk menyampaikan tugas dari Sunan Gunung Jati.
Nyi Mas Baduran mendapat perintah, meredam kegaduhan yang ditimbulkan oleh Ki Gede Palimanan tersebut.
Perintah tersebut dibarengi dengan imbalan, jika mampu mengusir Ki Gede Palimanan, maka akan diberikan kedudukan yang layak oleh Sunan Gunung Jati.
Ketika Sunan Kalijaga hendak pamit dari rumah Nyi Mas Baduran, tanpa diduga Surakaca mendekati dan menyalaminya.
Melihat sosok pemuda gagah dan tampan tersebut, Sunan Kalijaga akhirnya bertanya kepada Nyi Mas Baduran.
"Dia adalah Surakaca, dan yang perempuan bernama Pulungayu putriku," ucap Nyi Mas Baduran.
Sunan Kalijaga memuji Surakaca sebagai anak muda tampan dan perkasa, dirinya lalu menduga jika Surakaca adalah seorang pertapa.
BACA JUGA:3 Alasan Warga Surakarta Cirebon Tuntut Kuwu Mundur
Tidak lama kemudian, Surakaca meminta izin perintah kepada ibu angkatnya itu, dirinya yang melaksanakan.
"Kamu boleh mewakili ibumu jika ibumu mengizinkannya," ucap Sunan Kalijaga.
Nyi Mas Baduran merestui permohonan Surakaca. Keberangkatannya diberi wejangan dan bekal untuk anak angkatnya itu.
Dengan penuh keyakinan, Surakaca pergi bersama Sunan Kalijaga untuk melaksanakan tugas mewakili ibu angkatnya.
BACA JUGA:3 Alasan Warga Surakarta Cirebon Tuntut Kuwu Mundur
Surakaca ditempatkan di garis depan dan langsung berhadapan seorang diri dengan Ki Gede Palimanan.