BANDUNG – Pecinta sepak bola tak akan menyaksikan laga panas bertajuk El Clasico Indonesia antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Sebab, sampai saat ini Persib yang merupakan tuan rumah tidak mendapat rekomendasi dari Polres Bandung untuk menggelar pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu (22/2) mendatang. Kabarnya, laga akan dialihkan ke Stadion Mashud Wisnusaputra, Kabupaten Kuningan. Pihak kepolisisan enggan memberi rekomendasi penyelenggaraan karena khawatir akan ada kericuhan yang dilakukan oleh dua kelompok suporter: Bobotoh (suporter Persib) dan The Jakmania (suporter Persija). Manajer Persib Bandung H Umuh Muchtar mengaku mendapat kabar bahwa pihak Polres Bandung tidak memberi rekomendasi untuk digelarnya pertandingan lantaran berpotensi menimbulkan kericuhan. “Saya mendapat kabar dari Kombes Daniel (Pasaribu). Pemberitahuan itu sangat mengejutkan karena Kapolres sudah memberikan surat yang menyatakan tidak sanggup dan tidak memberi rekomendasi agar pertandingan Persib melawan Persija digelar di Si Jalak Harupat,” ungkapnya. Pihak keamanan mengaku akan mendapat kesulitan karena beberapa hari yang lalu juga mereka dibuat repot saat pendukung Pelita Bandung Raya (PBR) dan Persija terlibat perseteruan, Senin (7/2) lalu. Umuh menegaskan bahwa kejadian itu tidak dilakukan oleh Bobotoh sehingga tidak bisa diartikan bahwa laga Persib melawan Persija akan terjadi kejadian serupa. Umuh menilai Persib kini menjadi korban akibat perseteruan dua kelompok suporter itu. “Dan yang perlu digarisbawahi, pertandingan itu kan PBR menghadapi Persija Jakarta. Itu yang membuat saya terkejut karena bukan Persib yang bermasalah di sana, tapi justru Persib yang kena imbas. Saya punya keyakinan bahwa kejadian kemarin bukan gara-gara Bobotoh,” tegas Umuh. Umuh merasa perlu memperjuangkan hak Persib untuk bermain di kandangnya sendiri dan disaksikan puluhan ribu Bobotoh yang setia mendukung klub kebanggannya. “Jujur, saya terkejut kenapa keputusan itu bisa diambil. Saya merasa bertanggung jawab karena laga ini adalah hiburan dan hajatnya warga Jawa Barat karena ini mempertaruhkan gengsi,” tandasnya. Umuh menyebut bahwa tidak dikeluarkannya rekomendasi adalah yang pertama kali dalam sejarah. Akibatnya, Persib dilarang bermain di Kota Kembang oleh pihak keamanan, bukan karena sanksi dari PSSI atau PT Liga Indonesia (PT LI). “Apa salahnya Persib? Apa pernah terjadi keributan ketika Persib melawan Persija di Bandung? Ini sejarah, karena sejak Persib berdiri tahun 1933 hingga sekarang, baru kejadian Persib dilarang main di Bandung, bukan karena hukuman dari PSSI, tapi dari pihak keamanan,” ujar Umuh dilansir Simamaung.com, Rabu (19/2). Umuh merasa yakin tidak akan terjadi keributan karena PT LI selaku operator kompetisi Indonesia Super League (ISL) bersama dua pihak manajemen (Persib dan Persija) sudah bersepakat untuk melarang suporter tim tamu datang mendukung timnya. Untuk itu, Umuh mengatakan saat ini sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena dengan peraturan seperti itu maka The Jakmania tidak akan datang ke stadion. “Kemarin juga saya sudah menjelaskan dengan baik-baik kepada pihak keamanan. Yang mereka khawatirkan adalah pihak The Jakmania yang mau masuk ke sini (Bandung). Kan sudah jelas PSSI kemarin melarang suporter tim tamu untuk datang. Saya juga sudah berbicara dengan Pak Djoko Driyono (CEO PT LI),” tegas Umuh. Pria yang juga pengusaha ini justru memuji Bobotoh yang masih bertindak santun dan tidak selalu mebuat keributan. Bobotoh juga menurutnya selalu bisa diajak kerja sama dengan pihak keamanan karena selalu bersedia untuk menandatangani surat perjanjian ketertiban. “Kalau sekarang The Jakmania-nya tidak datang, apa yang harus jadi masalah? Bobotoh pun tidak bertindak anarkis. Bobotoh masih santun dan masih punya hati,” pujinya.(net/mid)
Polres Tolak Laga El Clasico
Kamis 20-02-2014,12:14 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :