CINIRU - Bencana yang terjadi di Kuningan membuat lima ruas jalan utama warga tidak bisa dilalui kendaraan. Ruas jalan Longkewang, Kecamatan Ciniru yang paling parah di antara akses Ciwaru, Maleber, Darma dan Salajambe. Ruas jalan Longkewang sepanjang hampir 30 meter putus terbawa longsor. Dengan kejadian itu, warga Longkewang nyaris terisolasi. Aktivitas warga juga terganggu. Untuk menuju Ibu Kota kecamatan Ciniru, warga harus berputar lewat Kecamatan Kadugede. “Untuk Longkewang kami tengah mencari solusi yang terbaik, apakah akan direlokasi atau diuruk. Sebab, jalan putus total,” ujar Kadis Bina Marga H Dadang Darmawan kepada Radar, kemarin (20/2). Menurutnya, untuk ruas jalan Longkewang memang harus benar-benar diambil keputusan tepat. Pasalnya, jalan tersebut sangat dibutuhkan warga. Ketika jalan putus, otomatis warga harus berputar arah. Dari lima ruas jalur utama warga, Jalan Raya Darma-Subang atau tepatnya di Desa Tugumulya yang sudah bisa dilalui kendaraan, setelah pihak Bina Marga menegrahkan alat berat. Sementara ruas jalan di Ciwaru baru Kamis siang dilakukan perbaikan. Sedangkan tiga titik lainnya secepatnya dilakukan upaya perbaikan agar bisa kembali normal. Dalam kesempatan itu juga Dadang menerangkan, untuk jalan yang baru diperbaiki masih menjadi tanggung jawab rekanan dengan jangka waktu pemeliharan enam bulan. Sehingga pihaknya tidak terlalu risau. Kades Longkewang Sutarsa mengatakan, pascalongsor warga mengalami banyak kerugian. Karena, sekadar untuk berpergian harus mengeluarkan uang dalam jumlah sangat besar. Ia mencontohkan, warga yang berkerja menjadi PNS di Kecamatan Ciniru dan siswa yang bersekolah di SMP/SMA Ciniru harus melewati jalan setapak untuk kemudian naik ojek. “Bayangkan, dari biasa anak sekolah pengeluaran Rp5.000 kini menjadi Rp15 ribu. Ini sangat memberatkan orang tua. Untuk itu kami berharap pemerintah mengambil langkah tepat dan cepat,” jelasnya. Ia sendiri berharap, hujan tidak terus menerus turun. Sebab, bukan hanya longsoran yang akan membuat jalan terputus, namun juga banyak rumah yang terancam. Dan hingga kini sudah ada belasan rumah yang direlokasi. Bagi warga, jalan merupakan hal yang vital. Sehingga ketika jalan mengalami longsor banyak warga yang menderita. Meski demikian, warga hanya bisa pasrah karena merupakan bencana alam. Nana Rusmana yang berkerja di SDN Pinara mengaku, dengan terputusnya akses jalan membuatnya harus berputar arah ke Jalan Purwasari untuk bisa sampai ke Ciniru. Bukan hanya biaya yang dikeluarkan semakin besar, tapi lamanya waktu tempuh. “Saya yang kasihan adalah ke siswa, karena mereka kan harus menempuh jalan pintas sebelum ke Ciniru. Apabila harus berputar tentu memakan waktu lama dan mereka akan kesiangan,” tandasnya. Sebelumnya, akibat hujan deras yang melanda Kuningan dari Selasa (18/2) sore hingga Rabu (19/2) dini hari, menyebabkan SMK Salajambe terendam banjir. Selain di Salajambe, juga di tempat lain di wilayah Kuningan terkena bencana banjir. Bukan hanya banjir tapi juga longsor. Dari data yang dihimpun Radar, sedikitnya ada 16 titik di sembilan kecamatan Kabupaten Kuningan terkena bencana banjir dan longsor. Sementara, akibat longsoran tanah menyebabkan sejumlah ruas jalan tertutup dan beberapa di antaranya terputus, serta puluhan rumah warga rusak parah. Hingga saat ini pihak BPBD Kuningan belum bisa mendata berapa jumlah kerugian yang disebabkan bencana banjir dan longsor tersebut. Data yang diterima Radar dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), jumlah kecamatan yang terkena bencana longsor tersebar di tujuh kecamatan yaitu Kecamatan Ciwaru, Darma, Hantara, Garawangi, Cidahu, Ciniru dan Karangkancana. Sedangkan banjir hingga menggenangi sekolah dan rumah warga terjadi di dua desa yang berada di wilayah Kecamatan Salajambe dan Lebakwangi. (mus)
Warga Nyaris Terisolasi
Jumat 21-02-2014,08:48 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :