Menurut Kiyai Jumhur, pemilihan nama tersebut menandakan tingginya rasa toleransi yang ditunjukanoleh Wali Songo.
Wali Songo menamai masjid ini tidak menggunakan bahasa Arab. Tapi menggunakan bahasa lokal. Menurutnya, memiliki alasan tersendiri.
“Pemilihan namanya mencerminkan tingginya rasa toleransi yang ditunjukkan para Wali Songo. Mereka (para wali) tidak memilih nama yang kearab-araban, tetapi justru mengutamakan unsur lokal,” katanya.
“Dengan begitu, pesan yang hendak disampaikan adalah bahwa ajaran Islam dapat mengakar dan tumbuh berkembang di tengah masyarakat Cirebon," imbuh Kiyai Jumhur.
Tidak hanya nama, dari segi arsitektur, masjid berusia 500 tahun lebih ini pun memiliki keunikan dan makna yang mendalam.
Bangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa menyerupai bentuk limas dan memiliki 3 tingkat pada bagian atapnya.
Masjid ini juga memiliki 9 pintu masuk yang terdiri dari satu pintu utama dan delapan pintu di sisi kanan dan kiri. (*)