CIREBON, RADARCIREBON.COM – Rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024 sudah diumumkan beberapa waktu lalu oleh KPU RI.
Sebelumnya, KPU Kabupaten Cirebon lebih dulu mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024 tingkat Kabupaten Cirebon.
Alhasil, PDI Perjuangan yang menjadi pemenang dengan mendapatkan 13 kursi di DPRD Kabupaten Cirebon.
Sementara, pemenang kedua diraih oleh PKB dengan meraih 9 kursi. Kemudian disusul Partai Gerindra dan Partai Golkar 7 kursi serta PKS 6 kursi.
BACA JUGA:Bergetar! BMKG Tuban Mencatat 78 Kali Gempa Bumi Susulan di Laut Jawa
BACA JUGA:Prabowo Subianto Merapat ke Markas NasDem, Surya Paloh: Kami Ucapkan Selamat Sekali Lagi
BACA JUGA:Pemprov Jabar Berkomitmen Perkuat Pembangunan Infrastruktur Air untuk Penuhi Kebutuhan Dasar Warga
Sisanya, 8 kursi tambahan yang diisi oleh Partai NasDem dan Partai Demokrat dengan masing-masing mendapatkan 4 kursi.
Bila dibandingkan dengan hasil Pemilu 2019, perolehan kursi PKB turun satu kursi. Karena, pada Pemilu tersebut, PKB mendapatkan 10 kursi dan menjadi pemenang Pemilu 2019 di Kabupaten Cirebon.
Sehingga, berhak menjadi pimpinan DPRD Kabupaten Cirebon dengan jatah Ketua.
Otomatis dengan data tersebut, tentu menjadi catatan bagi kepengurusan DPC PKB Kabupaten Cirebon saat ini.
BACA JUGA:Beredar Video Dampak Gempa Bumi di Bawean Jawa Timur, BNPB: HOAX!
BACA JUGA:Ngeri! BNPB Mencatat Puluhan Kali Gempa Susulan di Laut Jawa, Terakhir Pukul 19.18 WIB
BACA JUGA:Hadapi Pilkada Kabupaten Cirebon, LSPC Siap Turun Lakukan Survei Cabup dan Cawabup
Menanggapi hal tersebut, simpatisan PKB Kabupaten Cirebon Abu Tolkha merasa prihatin dengan kondisi tersebut.
Tentu saja, dirinya mencoba menginventalisir sejumlah persoalan yang dihadapi PKB Kabupaten Cirebon, sehingga menyebabkan penurunan jumlah kursi di DPRD Kabupaten Cirebon.
Disebutkan oleh Abu Tolkha, pertama bahwa DPP PKB beberapa waktu menjelang Pemilu 2024 lebih memilih untuk fokus pada satu pesantren untuk pembasisan kader.
Sementara, pesantren tersebut merupakan pemain baru dalam kancah perpolitikan di Kabupaten Cirebon.
“Ada banyak pesantren yang menjadi basis dan sudah banyak berkontribusi terhadap PKB seakan-akan diabaikan,” bebernya.
BACA JUGA:Gempa Bumi Guncang Laut Jawa, Begini Kata Pakar Geologi ITS Surabaya
BACA JUGA:Paket Bukber di Patra Hotel Cirebon, Tawarkan Pengalaman Berbeda
Sehingga, lanjut dia, banyak ulama, santri dan simpatisan PKB yang sudah mengakar di pesantren-pesantren tersebut menjadi apriori.
Kedua, para anggota legislatif dari PKB yang terpilih pada periode 2019 selam bertugas menjadi wakil rakyat, ternyata tidak mampu bekerja dengan baik.
“Selama mereka bertugas di lembaga legislatif, tidak bia memberikan manfaat apa-apa, baik untuk masyarakat yang memilih maupun partainya,” imbuh Abu Tolkha.
BACA JUGA:Gempa Hari Ini, Beredar Video Jalan Terbelah di Bawean
Sementara, para pengurus DPC PKB Kabupaten Cirebon, khususnya tanfidz sebagai motor penggerak partai tidak bisa berbuat apa-apa.
“Begitu juga dengan kepengurusan Dewan Syuro tidak banyak melakukan langkah kongkrit untuk mengurai kekusutan yang terjadi.”
“Termasuk, kurang melakukan komunikasi dan silaturahmi ke sejumlah pesantren yang notabene adalah kantong-kantong suara bagi PKB,” bebernya.
BACA JUGA:Warga Desa Bunder Cirebon Murka, Keluarga Pelaku Pembunuhan Pergi Dikawal Polisi
Nah, yang paling penting, para simpatisan atau mantan pengurus lama tidak bisa mampu memberikan masukan yang ril kepada partai.
“Hanya mengkritik, tapi tidak memberikan solusi terhadap perkembangan dan perjuangan partai yang kita cintai,” pungkasnya. (*)